• Photo :
        • Ilustrasi Berdoa,
        Ilustrasi Berdoa

      Sahijab – Bagi sebagian orang istilah Rebo Wekasan mungkin masih terasa asing. Namun, Rebo Wekasan ini menjadi sebuah tradisi dan kepercayaan untuk sebagian masyarakat terutama umat Islam yang ada di Nusantara.

      Dilansir dari laman Nu Online, Rebo Wekasan atau Rabu terakhir pada bulan Safar adalah sebuah hari yang diyakini sebagai hari turunnya bala’ atau cobaan kepada umat manusia. Bila kita melihat kalender nasional atau masehi, Rebo Wekasan tahun ini jatuh pada Rabu, 6 Oktober 2021, esok nanti.

      Rebo Wekasan ini pun sering dikaitkan dengan beberapa amalan sebagai upaya untuk menolak bala’ dan meminta perlindungan kepada Allah SWT. Bentuk dari tradisi Rebo Wekasan ini tidak jauh berbeda untuk setiap daerah, yakni doa tolak bala atau hajat, berdoa dengan doa khusus, dan selamatan.

      Lalu, Bagaimana Amalan Rebo Wekasan Tersebut?

      Awal Mula Rebo Wekasan

      Dilansir dari berbagai sumber, tradisi Rebo Wekasan ini telah muncul sejak awal abad ke-17 di wilayah Aceh, Sumatera, Jawa, dan sebagian wilayah di Riau, Kalimantam, Nusa Tenggara, Sulawesi serta Maluku.

      Untuk warga Muslim di Aceh Selatan, istilah ini dikenal sebagai tradisi ‘makmegang’ yang dilaksanakan di hari Rabu terakhir bulan Safar. Ritual ini dilaksanakan di tepi pantai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Teungku dan diikuti oleh tokoh agama, masyarakat, dan warga.

      Kemudian untuk wilayah Jawa sendiri, Rebo Wekasan ini lebih banyak dilakukan terutama untuk masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. daera tersebut kebanyakan berada di garis pantai yang relatis lebih dulu, kuat, dan kosmopolit keislamannya ketimbang daerah lain.

      Di daerah Jawa sendiri, tradisi Rebo Wekasan ini dilakukan dengan berbeda-beda, misalnya di Banten, Tasikmalaya, dan beberapa daerah lain, umat Muslim melaksanakan sholat khusus di pagi hari Rabu terakhir bulan Safar.

      Kemudian di Desa Wonokromo, Bantul, Yogyakarta, tradisi ini diterapkan dengan pembuatan lemper raksasa yang nantinya akan dibagikan kepada warga yang ada di dalam acara tersebut. Sedangkan untuk Banyuwangi, diadakan tradisi petik laut.

      Amalan di Hari Rebo Wekasan

      Dalam kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w.th 970 H) bahwasannya Syaikh al Kamil Fariduddin Sakarkanji berkata: “Sesungguhnya dalam setiap tahun diturunkan 320.000 bencana atau bala dan semuanya diturunkan pada hari Rabu akhir dari bulan Shafar, maka hari itu merupakan hari yang paling berat dalam setahun,”

      Setelah itu, datanglah amalan ketika Rebo Wekasan seperti anjuran sholat 4 rakaat, di mana setiap rakaat rakaat sesudah Al-Fatihah membaca, Surat Al-Kautsar 17x, Surat Al-Ikhlas 5x, Surah Al-Falaq 1x, dan Surat An-Nas 1x, maka Allah SWT akan menjaganya dari marabahaya di hari terseut dan bahaya yang melingkari sampai sempurnanya tahun.”

      Doa Tolak Bala

      Sebagai umat Muslim yang taat kita sebaiknya selalu membaca doa kepada Allah SWT untuk meminta perlindungan atas mara bahaya yang mungkin saja terjadi. Berikut doa tolak bala:

      Allahumma inni a’uudzu bika  min jahdil balaa-i  wa darokisy syaqoo-i  wa suu-il qodhoo-i  wa syamaatatil a’daa-i.

      Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari cobaan yang berat dan dari kesengsaraan yang hebat, dari takdir yang jelek, dan kegembiraan musuh atas kekalahan.”

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan