Kedhaifan dari sebuah hadis kadang terjadai dalam sanad atau matannya. Tentang hal ini, hadis dhaif dibedakan atas tiga hal:
- Hadis maqlub yang sanad atau matannya berubah karena terdapat lafal yang seharusnya diakhirkan, tapi didahulukan maupun sebaliknya. Hal ini karena kurang kuatnya hafalan perawi.
- Hadis mudraf adalah hadis yang didalamnya ada sisipan atau tambahan.
- Hadis mushahhaf yaitu adanya perbedaan dengan hadis yang diriwayatkan oleh tsiqah. Hal ini karena didalamnya ada beberapa huruf, lafadz, dan makna yang berubah. Alhasil, maksud dari hadis tersebut menjadi jauh berbeda dari makna awalnya.
Hukum Berhujjah Memakai Hadis Dhaif
Ada beberapa pendapat tentang boleh atau tidaknya berhujjah dengan hadis dhaif ini. Terdapat ulama yang melarangnya secara jelas, tapi ada juga yang memperbolehkannya dengan syarat tertentu. Kemudian, Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa boleh berhujjah dengan hadis dhaif dengan alasan amalan, tapi memenuhi beberapa syarat berikut.
- Hadis dhaif tak keterlaluan.
- Dasar amal dari yang ditujukan oleh hadis tersebut masih berada di bawah suatu dasar yang dibenarkan oleh hadis shahih atau hasan.
- Ketika mengamalkannya tidak mengitikadkan bahwa hadis tersebut benar-benar bersumber dari Rasulullah SAW.
Pendapat Lain
Mazhab Hanafi