Sahijab – Overthinking yaitu terlalu banyak berfikir mengenai segala sesuatu hal secara berlebihan. Overthinking mencakup pemikiran mengenai seberapa buruk perasaan dan semua hal yang tidak dapat dikendalikan. Sejumlah orang beranggapan bahwa overthinking merupakan sebuah sikap berhati-hati sebelum memberi keputusan. Padahal, jika terlalu sering overthinking bisa mendapatkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan.
Pada umumnya, jika kamu sedang mengalami hal tersebut maka otak dan pikiran hanya akan dihantui dengan perasaan benar atau tidak yang sudah atau akan kamu lakukan. Bukannya memikirkan solusi atau pilihan apa yang terbaik untuk kamu. Kamu hanya akan terjebak dalam pikiran dan ini akan membatasi kamu dalam berbuat sesuatu.
Belum lagi dampak buruk overthinking, salah satunya adalah masalah kesehatan mental. Hal ini dikarenakan semakin sering kamu berpikir secara berlebihan semakin besar juga masalah mental yang dihadapi sehingga membuat kamu jadi putus asa dan tidak dapat berpikir kreatif seperti biasanya. Selain itu, memikirkan sesuatu secara berlebihan atau overthinking juga dapat memberi dampak buruk pada kesehatan fisik.
Baca Juga: Selain Wajah, Ini 5 Manfaat Skincare untuk Kesehatan Mental
Overthinking juga tergolong psychological disorder atau gangguan psikologis karena bisa membuat kecemasan pada penderitanya. Seseorang yang memiliki kecemasan berlebih dapat menimbulkan sakit fisik. Selain itu, overthinking juga dikenal sebagai paralysys analysys, dimana orang tersebut terus menerus memikirkan suatu permasalahan dan tidak menemukan solusi.
Lalu apa saja dampak buruk overthinking atau memikirkan sesuatu secara berlebihan yang perlu kamu waspadai? Berikut ini Sahijab rangkum dari berbagai sumber kesehatan beberapa dampak buruk overthinking.
Stres menjadi salah satu dampak buruk dari overthinking yang kerap dialami sejumlah orang. Hal ini dikarenakan orang yang Overthinking, masalah sekecil apapun dapat dipikirkan secara berlebihan dan akhirnya membuat mereka pusing dan stres. Menurut penelitian yang telah dilakukan mengatakan bahwa kronis akibat ruminasi dan khawatir berlebihan dapat melahirkan gangguan kecemasan dan gangguan mood di kemudian hari.