Sahijab – Makanan olahan baik kalengan maupun siap saji bukan hal yang sulit untuk ditemukan, bahkan di warung-warung terdekat dari rumah. Anda tidak dapat benar-benar menghindarinya, dan itu belum tentu merupakan hal yang buruk untuk dikonsumsi.
Biasanya, makanan olahan adalah makanan yang diubah dengan cara apapun dari keadaan alaminya. Termasuk di dalamnya proses mencuci, mengalengkan, membekukan, atau menambahkan bahan lain ke dalamnya.
Sebelum dikemas, biasanya makanan olahan akan dilakukan pemanggangan, pengukusan atau penyiapan yang dihitung sebagai pemrosesan. Lalu apa saja fakta yang harus Anda tahu tentang makanan olahan, apakah ada manfaatnya? Berikut ulasan lengkapnya dikutip Sahijab dari WebMD.
Baca Juga: 4 Bahaya Daging Ham untuk Kesehatan yang Harus Anda Ketahui
Pengalengan atau pembekuan terutama pada beberapa buah dan sayuran, justru dapat membantu tetap segar untuk waktu yang lama. Pasteurisasi susu dan keju memperpanjang umur simpannya. Demikian pula, pengepakan vakum dapat mencegah daging rusak. Semua ini juga membantu mengurangi limbah.
Mencuci dan mengantongi sayuran seperti selada dan bayam dalam plastik kedap udara, membuatnya lebih mudah disiapkan dan dimakan. Pengalengan buah-buahan dalam air atau jus akan mengunci kesegaran dan nutrisi. Bahan tambahan seperti serat, kalsium, dan vitamin D juga dapat membuat beberapa makanan lebih baik untuk Anda.
Selain buah-buahan dan sayuran, makanan olahan lainnya yang dapat menjadi bagian dari diet sehat antara lain tuna dan salmon dalam kaleng atau kantong siap saji, yogurt, keju cottage, dan kacang panggang.
Makanan olahan tidak sehat adalah yang mengandung bahan-bahan yang tidak sehat, yang ditambahkan dalam pengolahannya. Bahan-bahan itu termasuk hal-hal seperti garam, gula, pewarna buatan, perasa dan pengawet. Satu studi menemukan bahwa makanan ultra-olahan membuat sekitar 60 persen dari kalori dalam makanan Amerika.
Makanan olahan terburuk untuk dikonsumsi adalah yang siap makan dan rendah nutrisi. Termasuk kue, minuman manis, daging dan pizza beku. Termasuk makanan ringan asin seperti keripik, dan sebagian besar sereal sarapan. Makanan ini mungkin terasa enak, tetapi sarat dengan bahan tambahan yang tidak baik untuk Anda.
Natrium sering digunakan untuk menjaga kesegaran makanan. Bahkan jika Anda berhati-hati menambahkannya ke makanan Anda, itu mungkin sudah ada, berkat pemrosesan.
Anda dapat mengontrol berapa banyak natrium yang Anda dapatkan hanya dengan membaca label. Makanan olahan apa pun dengan lebih dari 600 miligram per 100 gram ukuran porsi dianggap tinggi, sedangkan 300 miligram atau kurang termasuk rendah. Perlu diingat bahwa natrium juga dapat menggunakan nama yang berbeda, seperti monosodium glutamat atau disodium fosfat.
Selanjutnya adalah gula, yang biasanya ditambahkan selama pemrosesan. Ini digunakan untuk membuat makanan terasa lebih enak atau memperbaiki tekstur. Itu muncul dalam hal-hal yang Anda harapkan, seperti sereal dan makanan yang dipanggang. Tapi bisa juga dalam hal-hal seperti saus pasta. Hampir 90 persen gula tambahan dalam makanan berasal dari makanan olahan.
Seperti garam, Anda dapat mengontrol berapa banyak gula yang Anda konsumsi dengan membaca label. Anda harus menargetkan kurang dari 48 gram gula tambahan setiap hari. Cek juga bahan-bahannya. Termasuk sirup jagung, sirup jagung fruktosa tinggi, madu, nektar agave, gula tebu, jus tebu yang diuapkan, gula kelapa, dekstrosa, sirup malt dan molase.
Baca Juga: Berbahaya, dr. Zaidul Akbar: Makan Daging, Jangan Sosis
Bahan yang tidak kalah berbahaya bagi kesehatan dalam makanan olahan adalah lemak trans. Ini ditemukan dalam makanan olahan seperti makanan yang dipanggang, camilan asin, dan margarin.
Lemak trans dapat memengaruhi kolesterol Anda dan menyebabkan peradangan yang terkait dengan penyakit jantung, stroke, dan kondisi lainnya. Baca label: Lebih dari 5 gram per 100 gram ukuran porsi tinggi maka tidak sehat untuk Anda. Ketahui juga bahwa meskipun label suatu produk mengatakan mengandung 0 gram lemak trans, ia dapat mengandung hingga 0,5 gram.
Meskipun kita tidak bisa menghindari makanan olahan, setidaknya kita bisa mengurangi konsumsinya. Makan makanan sehat dan halal akan jauh lebih baik untuk kesehatan tubuh kita.