Christopher Rand, seorang perencana keuangan bersertifikat, menyarankan untuk menyimpan cukup uang untuk menutupi pengeluaran rutin yang mungkin terjadi dalam situasi darurat. Misalnya, uang untuk bensin jika kartu debit Anda bermasalah saat mengisi bahan bakar, atau uang untuk membeli makanan jika Anda lupa membawa kartu saat jam makan siang.
Melissa Caro, CFP lainnya, menyarankan untuk mempertimbangkan "titik panik" Anda. Bayangkan Anda kehilangan ponsel dan harus naik taksi pulang. Apakah Anda memiliki cukup uang tunai untuk membayar ongkosnya? Jumlah uang yang Anda butuhkan dalam situasi seperti itu bisa menjadi patokan.
Secara umum, para perencana keuangan merekomendasikan untuk menyimpan antara Rp300.000 hingga Rp1.000.000 di dompet. Namun, angka ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing.
Menyimpan jumlah uang tunai yang tepat memang penting, namun keamanan juga perlu diperhatikan. Jangan membawa terlalu banyak uang tunai, karena semakin besar jumlah uang tunai yang Anda bawa, semakin besar pula risiko kehilangan atau dicuri.
Tipiwa Walker, seorang CFP di California, mengingatkan bahwa uang tunai tidak memiliki perlindungan seperti kartu kredit. Jika hilang atau dicuri, uang tunai tidak bisa diganti. Oleh karena itu, bijaklah dalam menentukan jumlah uang tunai yang Anda bawa.