*Peneliti ungkap 5 fakta mengejutkan tentang konsep kesehatan yang masih bertentangan dengan perilaku masyarakat, meski banyak program kesehatan telah digencarkan.
Meskipun berbagai program kesehatan seperti Cek Kesehatan Gratis, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), dan screening Penyakit Tidak Menular (PTM) telah digencarkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsep kesehatan masih bertentangan dengan perilaku masyarakat. Dr. Ray Wagiu Basrowi, penulis buku "Sehat Setengah Hati," menjelaskan bahwa paradoks ini telah terjadi sejak 2019.
Dr. Ray menegaskan bahwa meskipun konsep kesehatan sudah dipahami di berbagai strata kehidupan, perilaku masyarakat masih bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut. "Meskipun orang Indonesia sudah mempercaya bahwa vaksin bisa mencegah penyakit dan olahraga dapat menurunkan risiko diabetes serta hipertensi, penelitian menunjukkan bahwa hambatan perilaku baik masih jauh lebih besar," kata Dr. Ray dalam diskusi media dan pemaparan bukunya.
Kepercayaan masyarakat terhadap program dan konsep kesehatan sering kali tidak diiringi dengan perilaku yang sesuai. "Orang Indonesia sudah mempercayai manfaat vaksin dan olahraga, namun hal ini tidak selalu tercermin dalam tindakan mereka," lanjut Dr. Ray. Beberapa faktor yang menyebabkan paradoks ini termasuk kurangnya rasa rentan, ketidakpercayaan terhadap manfaat kesehatan, dan persepsi bahwa diri mereka masih sehat.
Investasi besar yang dilakukan oleh negara dalam bidang kesehatan akan menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh kepercayaan dan perilaku masyarakat yang positif. "Sebesar apa pun investasi negara dalam bidang kesehatan akan sia-sia bila masyarakat tidak merasa rentan, tidak yakin terhadap manfaatnya, atau terus merasa 'masih muda, masih sehat, belum perlu periksa'," ungkap Dr. Ray.
Untuk meningkatkan efektivitas program kesehatan, diperlukan komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat. "Komunikasi yang efektif akan membantu menciptakan program kesehatan yang berimbang dengan kepercayaan masyarakat," jelas Dr. Ray. Langkah-langkah ini termasuk edukasi yang lebih intensif, kampanye kesehatan yang lebih inovatif, dan partisipasi aktif masyarakat dalam program kesehatan.
Dengan pendekatan yang lebih holistik dan fokus pada komunikasi, diharapkan paradoks antara konsep kesehatan dan perilaku masyarakat dapat diminimalisir, sehingga program kesehatan dapat lebih efektif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.