• Photo :
        • Beras.,
        Beras.

      Sahijab – Salah satu kewajiban umat islam menjelang berakhirnya bulan Ramadhan adalah membayar zakat fitrah. Hukum membayar zakat fitrah adalah wajib, untuk membersihkan harta yang kita miliki.

      "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan harta mereka." (QS. At-Taubah 103)

      Jadi, zakat adalah cara bagi kita untuk mensucikan harta, selain membantu sesama manusia. Tapi biasanya, kita akan membayar zakat dengan cara langsung kepada penerima zakat atau bertemu dengan badan amil zakat.

      Baca Juga: Amalan agar Dosa Diampuni di Bulan Ramadhan

      Hukum zakat online di tengah pandemi virus corona

      Tetapi di tengah pandemi virus corona, kita diharuskan untuk sesedikit mungkin berinteraksi dengan orang lain. Lalu bagaimana dengan membayar zakat melalui cara online yang saat ini banyak sekali penyedianya? Dan bagaimana dengan niat dan doa yang biasa kita ucapkan? Berikut penjelasannya.

      Dikutip Sahijab dari Zakat.or.id, doa ijab qabul yang biasa diucapkan antara pemberi dan penerima zakat bukan termasuk rukun zakat. Jadi, yang terpenting adalah pemberi zakat, harta yang akan di keluarkan zakatnya, dan penerima zakat. 

      Jadi zakat seseorang, melalui lembaga amil zakat online yang kini bertebaran tetap sah dan boleh dilakukan. Bahkan jika tidak ada doa yang diucapkan antara pemberi dan penerima zakat. Hal ini dikuatkan oleh pendapat dari Syaikh Yusuf Al-Qardhawi, dalam Fiqhuzzakat-nya yaitu pemberi zakat tidak harus menyatakan secara jelas dalam ucapan jika dana yang diberikan adalah zakat.

      Senada dengan pendapat Buya Yahya, jika zakat online memang tidak dilarang namun dengan catatan. Pertama, zakat yang paling penting diberikan adalah kepada orang yang ada di sekitar kita. Jadi, sebelum kita memberikan zakat kepada orang lain, pastikan apakah ada mustahik di sekitar kita atau tidak.

      Jika memang sudah tidak ada, maka silahkan memberikan zakat secara online kepada orang lain. Jangan sampai ada tetangga di kanan kiri kita yang tidak makan di saat Hari Raya.

      "Jangan gaya-gaya online, tetanggamu njerit kelaparan," ucap Buya.

      "Kasih tetanggamu, zakat cuma 2,5 kg. Tetangga itu lebih berhak yang kamu tahu dia fakir, lebih diutamakan seperti itu. Makanya zakat itu adalah untuk lingkungan kita," Buya menambahkan.

      Zakat fitrah lebih utama diberikan di tempat di mana Anda merayakan Hari Raya. "Makanya zakat firah itu adalah diberikan di mana Anda Hari Raya di tempat itu."

      Kedua adalah badan amil zakat atau pengumpul zakat harus jelas. Jangan sampai zakat yang kita keluarkan justru salah sasaran. 

      "Makanya yang mengumpulkan itu (zakat) siapa, Anda kenal nggak orangnya, bisa dipercaya tidak, disalurkan kepada fakir miskin nggak, sesuai tepat waktunya nggak," lanjut Buya.

      8 golongan orang yang berhak menerima zakat

      Dikutip Sahijab dari Zakat.or.id, ada 8 golongan orang yang berhak mendapatkan zakat, berikut di antaranya:

      1. Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta
      2. Miskin adalah orang yang penghasilannya tidak mencukupi
      3. Riqab adalah hamba sahaya atau budak
      4. Gharim adalah orang yang memiliki banyak hutang
      5. Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam
      6. Fisabilillah adalah pejuang di jalan Allah
      7. Ibnu Sabil adalah musyafir dan para pelajar perantauan
      8. Amil zakat adalah panitia penerima dan pengelola dana zakat

      Baca Juga: MUI Minta Penggunaan Zakat Digunakan untuk Tangani Corona

      Itulah tata cara membayar zakat online. Perlu diperhatikan syarat jika Anda memang ingin membayar zakat secara online.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan