• Photo :
        • Istri berdoa,
        Istri berdoa

      Sahijab – Bulan Ramadhan identik dengan itikaf. 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah hari-hari yang dianjurkan untuk melakukan itikaf. Hal ini menjadi istimewa karena ada malam Laylatul Qadr, malam yang lebih istimewa dari 1000 bulan. 

      I'tikaf artinya berhenti (diam) di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah. I’tikaf sunnah dilakukan setiap waktu, tetapi yang paling utama (afdhal) jika dilakukan dalam bulan Ramadhan. 

      I'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan adalah sunnah Rasulullah. Beliau tidak pernah meninggalkannya. Bahkan di Ramadhan terakhir sebelum wafat, Rasulullah beri’tikaf selama 20 hari. 

      Lalu bagaimana i'tikaf untuk perempuan? Ternyata Rasulullah juga tak pernah itikaf sendiri, ia mengajak serta istrinya. Hal tersebut diceritakan oleh Aisyah RA dan diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim.

      “Jika masuk 10 hari terakhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan kainnya, menghidupkan malam, dan membangunkan istri (keluarga)nya.” (HR. Al-Bukhari- Muslim)

      Baca juga: 10 Hari Kedua Ramadhan, Wapres Ajak Umat Berdoa dan Mohon Ampun

      Dalam riwayat lain, ‘Aisyah berkata,

      أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

       “Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam selalu ber-i’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan hingga beliau wafat. Sepeninggal beliau, istri-istri beliaupun melakukan i’tikaf.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim )

      I'tikaf sangat istimewa. Sebab salah satu tujuannya adalah untuk meraih keutamaan malam Lailatul Qadr, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

      تحِرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

      “Carilah lailatul qadr pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

      Jika hijabers ingin melakukan i'tikaf pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Ini hal yang harus hijabers ketahui, soal bagaimana i'tikaf untuk Muslimah. Simak ya: 

      1. I'tikaf hanya boleh dilakukan di masjid

      I’tikaf hanya boleh dilakukan di dalam masjid. Allah Ta’ala berfirman,

      وَأًنْتُمْ عَاكِفُوْنَ فِيْ الْمَسَاجِدِ

      “Sedang kamu beri’tikaf di dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah : 187)

      Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan istri-istri beliau juga melakukan i’tikaf di dalam masjid.

      2. Ber-i’tikaf di masjid harus dalam ruang tertutup

      Ketika istri-istri Rasulullah hendak ber-i’tikaf, mereka menyuruh dibuatkan semacam kemah khusus untuknya di dalam masjid. Kalau di masa sekarang, sudah banyak masjid yang memisahkan ruang ibadah untuk laki-laki dan perempuan. Jadi hijabers bisa gunakan ruang ibadah khusus perempuan untuk melakukan i’tikaf.

      3. Sibukkan diri dengan beribadah

      Selama i’tikaf, dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan berbagai macam ibadah yang bisa meningkatkan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Banyak ibadah bisa dilakukan, seperti sholat, tadarus Alquran, berdzikir membaca tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan istigfar (memohon ampun), juga membaca shalawat, dan berdoa. Selama i'tikaf sebaikanya juga menahan diri dari perbuatan yang merugikan, juga menahan lisan agar tak mengeluarkan ucapan yang buruk. 

      4. Hanya keluar ketika kondisi mendesak

      I'tikaf artinya berdiam di masjid. Jadi sebaiknya tak perlu keluar kecuali untuk keperluan yang mendesak.  Saat i'tikaf Aisyah hanya pergi ke rumah jika ada keperluan, atau mengunjungi orang sakit.
       

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan