• Photo :
        • Jamuan untuk tamu dalam resepsi pernikahan era new normal.,
        Jamuan untuk tamu dalam resepsi pernikahan era new normal.

      Sahijab – Pandemi Covid-19 berimbas pada perayaan pernikahan. Larangan berkumpul membuat resepsi pernikahan ditiadakan sementara waktu.

      Namun, seiring melonggarnya pembatasan sosial menuju masa new normal maka publik mulai bersiap untuk kembali melakukan aktivitas. Tapi karena pandemi belum selesai, maka kondisi tetap tak sama.  Pelonggaran tetap dilakukan dengan sejumlah aturan khusus. Mulai dari wajib menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak sosial, hingga mengurangi sentuhan langsung seperti bersalaman dan cipika cipiki. 

      Meski Jawa Timur masih dalam kondisi zona merah pandemi, namun di kota  Malang resepsi pernikahan mendapat sinyal untuk boleh dilangsungkan. Daerah ini sendiri saat ini memasuki masa transisi new normal atau kehidupan normal baru. Persiapan jelang era new normal ditangkap sebagai peluang oleh wedding organizer di kota dingin tersebut/

      Feliz Organizer salah satu penyedia jasa wedding organizer melakukan simulasi pernikahan dengan konsep new normal. Hal tersebut diperkenalkan Feliz pada publik dan calon pengantin. 

      Baca juga: Madu, Tertuang dalam Alquran dan Obat Favorit Rasulullah

      Dimulai dari pintu masuk, tamu undangan diwajibkan membasuh tangan dengan sabun dan air mengalir. Kemudian tamu undangan melakukan scan barcode undangan digital, model ini menggantikan undangan fisik untuk meminimalisir pertemuan antar orang demi mencegah penyebaran Covid-19.

      Tim terima tamu pun siaga di tempat scan barcode. Tugas mereka mengarahkan tamu undangan untuk melakukan scan barcode. Berbeda dengan sebelum pandemi, tim terima tamu menggunakan face shield untuk menghindari droplet. Selanjutnya tamu undangan memasuki ruangan resepsi pernikahan. 

      Tamu undangan diarahkan untuk mendekat ke kuade atau panggung pengantin. Mereka hanya berjalan saja sembari mengucapkan salam dari jarak jauh, tidak melakukan salaman tangan untuk menghindari kontak fisik. Selanjutnya untuk penyajian hidangan, mereka menyediakan tiga metode khusus untuk new normal. 

      Pertama sistem ala carte dengan hidangan secara langsung yang diantarkan kepada tamu. Alat makan dipastikan tidak digunakan secara bersama. Kedua, sistem antrian berjarak pengambilan makanan diambilkan oleh tim cathering. Ketiga, dengan sistem hampers atau bingkisan. Jadi tamu undangan hanya datang bertatap muka dengan pengantin. Tanpa salaman secara langsung, kemudian pulang membawa hampers yang telah diisi souvenir, makanan dan minuman. 

      "Kita telah melakukan simulasi untuk menerapkan protokol kesehatan dalam acara resepsi pernikahan. Bahkan untuk foto, harus sesuai physicial distancing harus berjarak. Itupun hanya untuk tamu khusus atau VIP saja," kata Owner Feliz Organizer, Achmad Safiaji, Senin, 22 Juni 2020. 

      Achmad mengatakan, semua tim wedding organizer menggunakan face shield. Pada tempat hidangan makanan diberikan sekat pembatas. Achmad menyebut, sesuai peraturan wali kota Malang tentang new normal, maka batas tamu undangan yang boleh hadir hanyalah 50 persen dari kuota gedung atau tempat resepsi pernikahan. 

      "Kita menawarkan opsi, klien bisa menjalankan resepsi pernikahan namun dengan ketentuan-ketentuan yang baru. Segi biaya untuk ini malah dipangkas, karena otomatis tamu berkurang.  Maka pemesanan menu catering pun berkurang lebih ke intimate wedding, tamunya terbatas. Kalau kapasitas 1.000 orang yang boleh datang hanya 500 saja," ujar Achmad. 

      Achmad menjamin, pernikahan konsep new normal dijalankan sesuai protokol kesehatan. Bagi tamu yang memiliki suhu tubuh diatas ketentuan maka tidak diperkenankan memasuki gedung dan akan ditempatkan di ruang isolasi sebelum tim medis datang memeriksa kesehatan tamu undangan. 

      "Memang banyak yang menunda resepsi pernikahan saat pandemi Covid-19. Memasuki new normal ini juga sudah hanyak yang mengantre, total sudah ada 25 pasangan calon pengantin yang akan melakukan pernikahan dengan konsep new normal," tutur Achmad. 
       

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan