• Photo :
        • Kabah di Mekah, Arab Saudi,
        Kabah di Mekah, Arab Saudi

      Sahijab – Hampir enam bulan sejak kasus Covid-19 pertama ditemukan, hingga saat ini angka penularan Covid-19  masih terus meningkat. 

      Menurut worldometer.info, hingga 22 Juni 2020, sudah 9 juta warga dunia yang terinfeksi virus Corona. Jumlah mereka yang meninggal dunia mencapai 471.040 kasus, sedangkan yang berhasil sembuh mencapai 4.850.718 kasus. 

      Tingginya angka penularan dan belum ada vaksin maupun obat yang bisa digunakan untuk menangani virus ini berimbas pada banyak hal. Ibadah umroh dan haji yang merupakan ziarah terbesar umat Islam ikut terkena dampaknya. Februari 2020, pemerintah Arab Saudi membatalkan ziarah umroh dan menutup Kabah untuk sementara waktu. Hingga saat ini, penutupan tersebut belum dibuka secara penuh. 

      Sampai hari ini, pemerintah Arab Saudi juga belum mengambil keputusan, apakah mereka akan membatalkan ibadah haji 1441 H/2020 M atau tetap menyelenggarakannya. Indonesia sebagai negara penyumbang jemaah haji terbesar di dunia memutuskan membatalkan pemberangkatan jemaah haji untuk tahun ini. 

      1. Indonesia

      Indonesia menjadi negara pertama yang membatalkan keberangkatan haji ke Mekah. Menteri Agama Fachrul Razi memutuskan membatalkan keberangkatan haji untuk ibadah tahun 1441 H atau 2020 M. Pemerintah Indonesia menimbang alasan kesehatan sebagai faktor utama pembatalan tersebut. Apalagi, Arab Saudi tak kunjung memberikan keputusan soal pengelolaan ibadah haji di era pandemi Covid-19 ini.

      Indonesia adalah negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak di dunia. Setiap tahun, kuota haji dari Indonesia mencapai 221.000 jiwa.

      Baca juga: Konsep Pernikahan Ala New Normal Banjir Peminat

      2. Malaysia

      Keputusan untuk membatalkan keberangkatan haji oleh Malaysia disampaikan pada 11 Juni 2020. Keputusan itu dasarkan pada konsultasi dengan Kementerian Kesehatan Malaysia dan Dewan Dana Haji Malaysia (Tabung Haji), serta dengan anggota pertemuan khusus Komite Dewan Nasional untuk Urusan Agama Islam Malaysia pada 9 Juni.

      "Ibadah haji untuk semua orang Malaysia untuk musim haji 1441 ditunda hingga tahun depan," ujar Dr. Zulkifli Mohamad Al-Bakri, Menteri Urusan Agama Malaysia dalam sebuah konferensi pers, 

      Al-Bakri mengatakan bahwa penangguhan haji ke tahun 2021 dilakukan setelah mempertimbangkan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat Malaysia. Mereka yang memiliki visa furada - visa haji yang diperoleh langsung dari kedutaan Arab Saudi - juga tidak diizinkan untuk pergi haji tahun ini.

      3. Brunei

      Brunei juga telah mengumumkan bahwa warganya tidak akan melakukan ibadah haji, sebuah  ziarah tahunan Muslim ke Mekah tahun ini. Pemerintah Brunei mengatakan alasan pembatalan karena masalah kesehatan di tengah pandemi coronavirus yang baru.

      Menteri Agama Awang Badaruddin Othman mengatakan negara itu tidak akan mengirim 1.000 jamaah haji yang dipilih setiap tahun dan mereka yang bepergian dengan biaya sendiri juga diimbau untuk tidak melakukannya, demikian disampaikan Menteri Agama dan dikutip dari harian Borneo Bulletin.

      Baddarudin mengatakan keputusan itu dibuat setelah Sultan Hassanal Bolkiah memberikan persetujuannya atas rekomendasi Dewan Agama Islam Brunei, yang bersidang Sabtu lalu untuk membatalkan partisipasi peziarah Brunei dalam haji.

      "Mengenai keikutsertaan jamaah haji, dipastikan bahwa pandemi COVID-19 masih menjadi ancaman global dan bahwa penyebaran virus ini sepertinya tidak akan berhenti dalam waktu dekat," katanya. 

      4. Singapura

      Bulan lalu, Singapura sudah mengumumkan bahwa negaranya tak akan mengirim haji karena pandemi virus Corona. Menurut Badan Agama Islam Singapura, 900 orang calon jemaah haji yang telah terdaftar untuk ibadah haji tahun ini akan dialihkan untuk ibadah tahun 2021.

      5. Thailand

      Dikutip dari International Quran News Agency, pemerintah Thailand belum secara resmi membatalkan ibadah haji. Namun Iranian Cultural Centre di Bangkok menyatakan, dari 8.000 Muslim di Thailand yang sudah mendaftar untuk ibadah haji 1441 H/2020 M, sekitar 5.700 di antaranya membatalkan kepesertaan mereka. 

      6. Bangladesh

      Pemerintah Bangladesh memang belum membatalkan secara resmi soal keberangkatan ibadah haji 1441 H/2020 M bagi warga Bangladesh. Namun menurut pemberitaan yang dilansir oleh Dhaka Tribune, pemerintah Bangladesh telah mengambil keputusan untuk membatalkan keberangkatan Muslim Bangladesh ke Mekah. Kementerian Agama Bangladesh tidak mengumumkan secara formal dengan pertimbangan sensitivitas masalah ini di kalangan umat Islam. Pemerintah Bangladesh masih menunggu secara resmi pengumuman dari pemerintah Arab Saudi. 

      Sebuah sumber di pemerintahan Bangladesh mengatakan kepada Dhaka Tribune, bahwa pembatalan dilakukan karena pertimbangan pandemi Covid-19. "Bangladesh dan Arab Saudi sama-sama sangat terpengaruh oleh virus Corona. Dalam hal jumlah infeksi, kedua negara berada di antara 20 besar terburuk. Dengan kondisi itu, pemerintah mengambil keputusan tak akan memberangkatkan warga Bangladesh untuk musim Haji tahun ini," ujar sumber tersebut. 

      7. India

      Mirip dengan Bangladesh, India juga belum memberikan pengumuman secara resmi bahwa mereka membatalkan keberangkatan ibadah haji 2020. Namun CEO Komite Haji India Maqsood Ahmed Khan, mengatakan kepada New Indian Express pada hari Jumat pekan lalu, Muslim yang membatalkan keberangkatan haji bisa menerima pengembalian uang setoran hingga 100 persen. 

      Melalui surat yang dikeluarkan atas nama Komite Haji India, pengembalian uang hingga 100 persen itu ditawarkan kepada jemaah haji setelah mereka melakukan komunikasi dengan pemerintah Saudi. India juga sudah menghentikan sementara waktu persiapan untuk ibadah haji 2020.  Ahmed Khan juga menjelaskan bahwa semua calon haji, bahkan mereka yang tidak mengajukan pembatalan, akan mendapatkan pengembalian uang yang secara otomatis akn tersimpan di akun mereka.
       

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan