• Photo :
        • Kue Klepon,
        Kue Klepon

      Sahijab – Penjual klepon di Pasar Gede Solo, cuek dengan adanya unggahan foto yang menyebutkan Klepon tidak Islami. Bahkan, klepon di pasar tersebut, menjadi langganan hotel syariah dan dimintai sejumlah warga keturunan Arab, yang tinggal di Solo.

      Salah satu pedagang klepon di Pasar Gede Solo, Juniati mengaku mendengar viralnya unggahan Klepon tidak Islami di sosial media. Baginya, postingan tersebut sangat aneh, karena semua bahan untuk membuat klepon dijamin semuanya halal.

      "Klepon itu dari Muslim. Ini kan terbuat dari tepung ketan dan gula merah. Tidak ada bahan kimianya. Semua bahannya halal," kata dia, ketika ditemui di Pasar Gede Solo, Rabu 22 Juli 2020.

      Bahkan, untuk cara pembuatan Klepon juga sangat sederhana. Proses pertama, yakni menguleni tepung ketan dengan vanili dan air garam. Setelah itu, gula merah dimasukkan ke dalam adonan klepon yang sudah berbentuk bulat.

      "Kemudian klepon itu dimasukkan ke air yang mendidih. Ya, caranya seperti membuat bakso, nanti jika sudah mengambang terus diangkat," ungkapnya.

      Baca juga: MUI Desak Polisi Tangkap Penyebar Kue Klepon Tak Islami

      Klepon olahannya, menurut Juniati, telah menjadi langganan sejumlah hotel di Solo. Bahkan, salah satu hotel syariah paling besar di wilayah Solo, dan sekitarnya juga menjadi pelanggannya. 

      "Hotel syariah langganan sini untuk membeli klepon. Terus, orang-orang keturunan Arab, dari Pasar Kliwon, juga sering membeli klepon di sini," ujarnya.

      Namun, ia mengaku tidak sakit hati viralnya Klepon yang disertai keterangan tidak Islami. Hal tersebut, diharapkan malah membantu promosi keberadaan klepon yang merupakan jajanan tradisional.

      "Kalau orang pintar, pasti enggak sakit hati. Itu malah kayak promosi gratis, nanti pasti yang mencari klepon terus banyak," ucapnya.

      Sementara itu, penjual klepon lainnya di Pasar Gede Solo, Rubi mengaku klepon olahannya dijamin halal. Bahkan, untuk pewarna klepon yang berwarna hijau itu juga hasil pemberian bantuan dari Pemerintah Kota Solo.

      "Ini yang ngasih dari balai kota (Pemkot Solo). Tiap bulan juga dikontrol terus oleh petugas dari pemkot. Bahannya malah tidak beli, tetapi dikasih pemerintah," ujarnya.

      Sedangkan untuk pelanggan yang membeli klepon, Rubi mengaku cukup banyak pelanggannya. Selain pengunjung pasar, sejumlah pegawai di lingkungan Pemkot Solo, juga banyak yang membeli klepon di tempatnya.

      "Pelanggannya banyak, semua pegawai balai kota, Pak Rudy (Wali Kota Solo), katering dan hotel di Solo, terus orang-orang Arab (keturunan) juga beli di sini," ucapnya.

       

      Dianggap Jajanan Tak Islami, Kue Klepon di Pontianak Laris

      Sementara itu, pedagang berbagai jenis panganan di Pontianak, Kalimantan Barat, Edwin pun angkat bicara bahwa isu panganan Klepon tidak Islami itu tidak benar dan hoaks. Dia juga tidak percaya dengan adanya isu bahwa panganan klepon itu tidak Islami.

      "Saya dapat kabar kalau panganan klepon tidak Islami baru kali ini, dan kalau klepon dianggap panganan tidak Islami, kayaknya tidak masuk akal. Karena, makanan klepon terbuat dari ubi, ketan, isi gula merah, dan dibalut parutan kelapa muda. Jadi, tidak mungkin tidak Islami, kecuali dicampur barang yang lain," ujarnya, Kamis 23 Juli 2020.

      Edwin melanjutkan, dengan adanya isu klepon tidak Islami hingga saat ini belum ada pengaruh dengan panganan yang ia jual. Justru, panganan klepon yang ada di gerainya laris manis, dan duluan habis dibeli warga ketimbang, makanan yang lainnya.

      "Dari 13 jenis panganan yang saya jual, justru panganan klepon yang habis dibeli warga. Jadi, isu panganan klepon untuk di Pontianak, tidak ada pengaruhnya. Karena, panganan klepon sudah dikenal warga Pontianak, sejak 50 Tahun yang lalu. Dan, panganan klepon merupakan salah satu makan khas tradisional warga Pontianak," katanya.

      Sementara itu, Frida, satu di antara warga yang suka panganan Klepon mengatakan, sudah tahu sejak beberapa hari dari melihat postingan di media sosial, bahwa panganan klepon tidak islami. Namun, ia masih penasaran dengan isu di medsos yang menyebut panganan klepon tidak Islami. Karena, klepon sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, tetapi baru sekarang dianggap tidak Islami.

      "Saya tidak percaya, kalau panganan klepon disebut tidak Islami, karena kita semua tahu bahwa bahan untuk membuat klepon hanya ketan, ubi, gula merah, dan parutan kelapa. Jadi, yang mengatakan klepon tidak Islami mengada-ada," tuturnya.

      Baca juga: Klepon Tidak Islami, Ini Pengakuan Pemilik Foto yang Viral​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan