• Photo :
        • Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar,
        Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar

      “Komitmen ukhuwwah Islamiyyah inilah yang menjadi titik temu dalam warna warni organisasi ke-Islaman di Indonesia. Dan, saya melihat MUI telah menjalankan fungsi ini secara sangat baik," katanya. 

      MUI telah memfungsikan dirinya sebagai “majlis”, sebagai tempat duduk, di dalamnya berhimpun berbagai ormas Islam yang berbeda-beda, untuk meneguhkan khidmah persatuan umat dan bangsa. 

      Kiai Miftah mencermati, ada tiga kondisi perbedaan di dalam umat Islam yang itu harus dipahami, sehingga tetap bersatu di bawah ukhuwah Islamiah. Perbedaan itu, ujar dia, muncul karena perbedaan tafsir terhadap suatu masalah, yang masih mungkin disatukan. Pada kondisi seperti ini, maka upaya menyatukan menjadi suatu hal yang amat mulia sesuai dengan kaedah “al-khuruj minal khilaf mustahabb”.

      Sedangkan perbedaan kedua berdasar pada ijtihadi dengan argumen shahih pada wilayah majalul ikhtilaf. Perbedaan di titik ini tidak mungkin disatukan. Maka, perlu dibangun komitmen saling pengertian atau saling memahami untuk mewujudkan harmoni di tengah perbedaan. Sementara itu, perbedaan ketiga adalah perbedaan yang harus diluruskan karena sudah masuk kategori menyimpang. 

      “Ketiga, perbedaan terhadap masalah keagamaan yang masuk kategori ma’lum mind din bi al-dlarurah, seperti tentang otentisitas Alquran, soal kewajiban sholat, maka pada hakekatnya, ini bukan wilayah perbedaan yang bisa dimaklumi,” katanya. 

      “Dalam Islam, perbedaan pendapat yang ditoleransi adalah perbedaan pendapat yang dengan dlawabith dan hudud, bukan waton suloyo atau asal beda tanpa kaedah yang dibenarkan.Yang ketiga ini adalah penyimpangan yang harus diluruskan,” tambahnya. 

      Pemahaman terhadap jenis-jenis perbedaan itu penting sehingga bijak dalam merespons sebuah perbedaan. Dalam kondisi Pandemi Covid-19 seperti sekarang, menurut Kiai Miftah, salah satu caranya adalah komitmen bersama melalui persatuan. Bersatu dalam bingkai ukhuwah di tengah perbedaan, bukan dengan bercerai berai dan saling menyalahkan.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan