• Photo :
        • Source : Republika,
        Source : Republika

      Kebijakan larangan pembangunan menara di Swiss ini kemudian menjalar ke sejumlah negara Eropa lainnya. Seruan untuk menggelar referendum melarang simbol Islam tersebut juga marak di Belanda, Belgia, Italia, dan Jerman. ""Kami akan mendesak pemerintah untuk menggelar referendum serupa di Belanda,"" kata Geert Wilders, pemimpin sayap kanan Belanda dari Partai Kebebasan (PVV), kepada harian Volkskrant, yang dikutip dari laman situs Islamonline, awal Desember 2010 lalu.

      Di Belgia, partai sayap kanan Vlaams Belang berencana mengajukan sebuah dekrit kepada parlemen wilayah Flemish. Menurut mereka, menara masjid merusak lingkungan dan identitas budaya yang telah ada. Sementara Liga Utara yang antiimigran juga mendesak larangan menara masjid di Italia. ""Swiss mengirimkan kita sinyal yang jelas: ya untuk menara lonceng, tidak untuk menara masjid,"" ujar anggota Liga Utara yang juga Menteri Administrasi Roberto Calderoli

      Sedangkan di Jerman, pertengahan Februari lalu, mayoritas warga di wilayah Volklinger yang berbatasan dengan Prancis menolak pendirian menara sepanjang 8 meter di sebuah masjid di wilayah itu. Surat kabar Turki Cihan edisi 12 Februari 2010, mengutip sumber media Jerman, melansir penolakan mayoritas warga Volklinger atas pembangunan menara masjid di wilayah tersebut telah menyulut kontroversi di publik Jerman secara umum.

      Dari sekitar 40 ribu total penduduk wilayah Volklinger yang mayoritas berasal dari etnis Jermanik asli, lebih dari separuhnya menolak rencana pembangunan menara Masjid Suleymie yang didirikan komunitas Muslim Turki.

      Sebab utama dari penolakan atas pembangunan menara itu, sebagaimana ditulis Cihan, adalah karena kekhawatiran mereka akan perkembangan masjid dan agama Islam yang tercatat sangat cepat di Jerman. Atas penolakan separuh lebih penduduk wilayah Volklinger itu, pemerintahan wilayah Volklinger pun menarik izin pembangunan menara masjid yang semula telah dikeluarkan. 

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan