• Photo :
        • Menteri Agama Fachrul Razi.,
        Menteri Agama Fachrul Razi.

      Sahijab – Menteri Agama Fachrul Razi disebut layak menjadi prioritas utama  untuk diganti jika Presiden Jokowi hendak merombak kabinet. Fachrul Razi disebut terlalu banyak melakukan kekeliruan.

      “Bila presiden sebagai mandataris rakyat dan juga pemegang hak pererogarif berpikir untuk menyegarkan kabinet agar lebih bekerja dengan baik, PSI mengusulkan menteri agama menjadi  prioritas utama untuk diganti,” ujar Juru  Bicara PSI, Mohamad Guntur Romli, dalam keterangan tertulis yang diterima Sahijab.

      Usulan ini berangkat dari sejumlah kekeliruan yang pernah dilakukan Fachrul Razi  sebagai menteri agama. Kekeliruan terakhir adalah rencana memulangkan 600 eks kombatan ISIS asal Indonesia.

      “Pernyataan tersebut  jelas potensial mengganggu rasa aman 250 juta warga negara Indonesia di dalam negeri. Para  eks kombatan itu jelas sudah mengkhianati dasar negara Pancasila dan menebar teror demi ideologi yang diyakini,” kata Guntur yang dikenal 'anak ideologis' Gus Dur. 

      Kekeliruan lain adalah menunjuk pejabat yang beragama Islam  sebagai Plt Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama .

      “Hal ini mencerminkan kurangnya pengetahuan Pak Menteri  tentang birokrasi dan merefleksikan kekurangpekaan beliau atas keragaman masyarakat Indonesia,” lanjut Guntur Romli. 

      Sebelumnya ada soal perpanjangan izin Front Pembela Islam (FPI).  Fachrul Razi menyebut FPI sudah membuat perjanjian dengan Kementerian Agama untuk menerima Pancasila dan NKRI. Itu sebabnya Surat Keterangan Terdaftar (SKT) organisasi itu mau diperpanjang.

      “Buat PSI, bukan hanya pernyataan di atas kertas yang mesti dipegang. Yang terpenting adalah perilaku nyata dalam masyarakat. Ketika perilaku sebuah organisasi meresahkan, SKT-nya tidak layak diperpanjang,” kata jebolan Universitas Al Azhar, Mesir, ini.
       
      Tiga hal tersebut hanya contoh. Masih ada sejumlah blunder lain dari Fachrul Razi. Menurut Guntur, Presiden Jokowi punya tugas besar memajukan Indonesia. Untuk itu dibutuhkan para pembantu yang mumpuni. 

      “Pembantu presiden di kabinet sepatutnya menjadi aset, bukan beban. Sekali lagi, jika Pak Jokowi mulai memikirkan reshuffle kabinet, menteri agama agaknya layak jadi prioritas utama.  Jangan sampai inkompetensi seorang menteri mengganggu kinerja kabinet secara keseluruhan,” kata Guntur.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan