• Photo :
        • Ilustrasi Kisah Nabi Muhammad SAW,
        Ilustrasi Kisah Nabi Muhammad SAW

      Kalau saja orang ingat akan kedudukan kedua kerajaan itu, orang akan dapat mengira-ngirakan betapa besarnya dua nama itu telah dapat menimbulkan kegentaran dan ketakutan dalam hati. Tiada sebuah kerajaan pun yang pernah berpikir hendak melawannya. Yang terlintas dalam pikiran orang, ialah hendak membina persahabatan dengan kedua kerajaan itu.

      Kalau kerajaan-kerajaan dunia yang terkenal pada waktu itu sudah begitu semua keadaannya, maka tidak aneh bila negeri-negeri Arab itu pun akan demikian pula. Yaman dan Irak waktu itu di bawah pengaruh Persia, sedang Mesir sampai ke Syam di bawah pengaruh Heraklius. Pada waktu itu Hijaz dan seluruh semenanjung jazirah terkurung dalam lingkaran pengaruh kedua kemaharajaan itu. Kehidupan orang Arab, pada masa itu hanya tergantung pada soal perdagangan dengan Yaman dan Syam.

      Dalam hal ini perlu sekali mereka mengambil hati Kisra dan Heraklius, supaya kekuasaan kedua kerajaan itu jangan sampai merusak perdagangan mereka. Di samping itu, kehidupan orang-orang Arab, itu tidak lebih daripada kabilah-kabilah, yang dalam bermusuhan, kadang keras, kadang lunak. Tak ada sesuatu ikatan diantara mereka yang akan merupakan suatu kesatuan politik, yang akan dapat mereka pikirkan dalam menghadapi pengaruh kedua kerajaan raksasa itu.

      Karena itu, mengherankan sekali jika pada waktu itu Nabi Muhammad berpikir hendak mengirimkan utusan-utusannya kepada kedua penguasa besar itu - juga kepada Ghassan. Yaman, Mesir dan Abisinia. Diajaknya mereka itu menganut agamanya, tanpa ia merasa khawatir akan segala akibat yang mungkin timbul karena tindakannya itu, dan yang mungkin juga akan dapat membawa seluruh negeri Arab itu tunduk di bawah cengkeraman Persia dan Bizantium.

      Tetapi, kenyataannya Nabi Muhammad tidak ragu-ragu mengajak semua raja-raja itu menganut agama yang benar. Bahkan, pada suatu hari ia pergi menemui sahabat-sahabatnya dan berkata:

      “Saudara-saudara. Tuhan mengutus saya adalah sebagai rahmat kepada seluruh umat manusia. Janganlah saudara-saudara berselisih pendapat tentang saya, seperti kaum Hawariyun (pengikut-pengikut Almasih) tentang Isa anak Mariam.”

      “Rasulullah,” kata sahabat-sahabatnya. “Bagaimana pengikut-pengikut Isa itu berselisih pendapat?”

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan