• Photo :
        • Satgas Covid-19 NU Memeriksa Secara Cepat (Rapid Test) kepada Sejumlah Santri,
        Satgas Covid-19 NU Memeriksa Secara Cepat (Rapid Test) kepada Sejumlah Santri

      Sahijab – Ribuan santri terpapar COVID-19. Data mereka yang terpapar tercatat oleh Kementerian Agama RI. 

      Menurut catatan Kemenag, ada ribuan santri yang terkena wabah virus corona atau COVID-19 di lingkungan pondok pesantren yang ada di berbagai daerah di Indonesia. 

      "Ada beberapa pondok pesantren, terinformasi sampai sekarang 27 pondok pesantren di 10 provinsi, dengan jumlah 1.400 santri terinformasi positif COVID-19. Ini adalah bagian bentuk dari keprihatinan kami, juga kami akan memberikan solusi di dalam penangannya," kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi di kantornya, Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Kamis, 1 Oktober 2020. 

      Santri yang terkena COVID-19 itu kebanyakan di pondok pesantren yang ada di di Pulau Jawa.  "Itu rangking pertama Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, dan selebihnya tersebar di 7 provinsi lainnya. Total semuanya ada di 10 Provinsi," katanya menambahkan. 

      Namun, Zainut merasa bersukur santri yang terkena wabah COVID-19 ini kebanyakan sudah sembuh. 

      "Alhamdulillah dari jumlah yang tadi saya sebutkan, lebih dari 900 yang sembuh, sisanya masih dalam perawatan, dan terkonfirmasi satu yang meninggal dunia," katanya lagi.

      Baca juga: Wamenag: Santri Punya Peran Besar Bagi Bangsa Ini

      Maka dari itu, Zainut berharap mudah-mudahan santri yang meninggal dan beberapa kiai, ibu nyai yang wafat meninggal dunia karena COVID-19, husnul khotimah.

      "Kita sangat memperhatikan yang sangat dalam, mereka semuanya meninggal dalam keadaan khusnul khotmimah dan semoga ibadahnya diterima amal ibadanya dan dilabatgandakan dan dimasukan dalam surganya Allah," katanya. 

      Kemenag juga terus melakukan koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk menangani masalah kluster di Pondok Pesantren. 

      Ia juga sudah memberikan langkah-langkah yang nanti akan terkoordinasi antara Kemenag, Kemenkes, Gugus Covid, BNPB, kemudian juga melibatkan ponpes dan ormas Islam. 

      "Agar apa? Masalah COVID-19 di Ponpes bisa dilakukan dengan baik. Ada satu informasi ponpes yang masih menolak untuk dilakukan rapid misalnya ada ponpes yang tak percaya COVID ada, tidak percaya COVID.  Perlu adanya pemahaman kepada masyarakat Ponpes bahwa COVID ini adalah sebuah penyakit berbahaya begitu," ujarnya. 

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan