• Photo :
        • Ilustrasi Masjid,
        Ilustrasi Masjid

      Ketakutan bahkan sudah mencapai tingkat kebencian. Sebagian masyarakat kini tidak lagi segan untuk mendukung kelompok yang kerap mendiskreditkan agama Islam.

      Suara-suara untuk mengambil hak-hak Muslim, menutup masjid, memaksa Muslim untuk mengikuti gaya hidup Barat, terus dikumandangkan. Begitu juga dengan pelarangan hijab (jilbab) dan terorisme. Kini, umat Muslim di Belanda, benar-benar memasuki masa penuh cobaan dan ujian.

      Puncaknya, saat terjadi pembunuhan terhadap seorang kolumnis dan sineas kondang, Theo van Gogh, di Amsterdam 2004. Theo adalah pembuat film kontroversi Submission yang bercerita tentang penganiayaan yang konon kerap dialami wanita Muslim oleh suaminya.

      Pembunuhan ini menyentak masyarakat Belanda, apalagi setelah diketahui pelakunya adalah imigran Muslim asal Maroko. Motif pembunuhan diduga karena pendapat Van Gogh yang selama ini sangat menghina Muslim dan kerap memprovokasi.

      Sosiolog Dick Pels, dikutip dari situs radio netherland wereldomroep.nl, mengatakan, wajah Belanda seakan berubah pasca terbunuhnya Van Gogh. Momen itu dimanfaatkan sejumlah kalangan, salah satunya yang terkenal adalah Geert Wilders, anggota parlemen Belanda.

      ""Sejak pembunuhan terjadi, banyak orang berpikir bahwa Islam adalah ancaman. Dan itu dimanfaatkan Wilders dengan baik,"" papar Dick Pels.

      Menurutnya, ada kesamaan antara Van Gogh dan Wilders. Keduanya sama-sama punya ketakutan terhadap Islamisasi budaya. Itulah yang membuatnya terus bersuara anti-Islam.

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan