Menag mengapresiasi beberapa pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan dampak pandemi di lingkungannya. Itu menjadi bukti nyata bahwa pesantren memiliki daya tahan di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang ada.
Modal utamanya adalah tradisi kedisiplinan yang selama ini diajarkan kepada para santri, keteladanan, dan sikap kehati-hatian kiai.
Terkait dengan peringatan hari santri yang digelar di tengah pandemi ini, Menag menyampaikan penghargaan kepada para kiai dan santri pondok pesantren atas jasa-jasanya memperjuangkan kemerdekaan dan membangun bangsa ini.
“Jangan pernah lelah untuk berkontribusi untuk negeri ini. Saya percaya, selama santri pondok pesantren terus berdedikasi demi bangsa, selama itu pula negara tercinta ini akan aman dan sentosa,” ungapnya.
Dalam peringatan Hari Santri yang mengambil tema “Santri Sehat Indonesia Kuat” ini, hadir Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Masdar Faris Mas’udi, Ketua Komisi VIII DPRRI Yandri Susanto, dan para undangan yang diatur dengan protokol kesehatan ketat dan rapid test.
Peringatan Hari Santri tahun ini jatuh pada tanggal 22 Oktober, mengacu pada Keputusan presiden nomor 22 tahun 2015 tentang Hari Santri. Tanggal ini diambil dari peristiwa tercetusnya “resolusi jihad” dari Pesantren Tebu Ireng, Jombang pada 22 Oktober 1945, yang berisi fatwa perlawanan melawan penjajah Belanda, demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi inilah yang memicu peristiwa konfrontasi heroik tanggal 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Baca juga: Viral Video Pria Bertato Hafal Pelajaran Tauhid Nadhom Aqidatul Awam