• Photo :
        • Negeri Andalusia, Spanyol,
        Negeri Andalusia, Spanyol

      Sebelum akhirnya tumbang, Istana Al Hamra juga menjadi saksi, ketika tepat pada tahun 857 Hijriah atau tahun 1492 Masehi, akhirnya Abu Abdillah As Shoghir, sang pemimpin Islam menyerahkan Granada kepada sepasang suami istri, raja dan ratu Kristen dari Utara, yaitu Fernando dan Ratu Isabella. 

      Dengan Disematkannya salib besar yang terbuat dari perak di Istana Al Hamra, maka berakhirlah kekuasaan Muslimin, berakhirlah semua kebesaran dan kejayaan Muslimin delapan abad lamanya. Membangun Negeri Andalus, bahkan menghadirkan cahaya untuk seluruh daratan Eropa dan negeri-negeri yang lainnya. 

      Banyak ahli sejarah menyatakan Abu Abdillah tertipu oleh perjanjian ekonomi. Tapi sebagian ahli berkata, sebenarnya As Shogir berhianat, karena Granada tidak kalah karena perang. Granada tidak ditaklukan pasukan Kristen dengan cara perang, tetapi dengan cara diserahkan atau dijual kepada pasukan dari Kristen Kastil Utara. Karena itulah, maka sejarah Abu Abdillah As Shoghir adalah sejarah yang menyedihkan. Apa yang kemudian terjadi pada jutaan umat Islam ketika itu?

      Dimulai dari Tahun 1497 Masehi, masjid-masjid suci kebanggan umat Muslimin di Andalusia mulai ditutup. Akses umum untuk bersuci, air-air mancur untuk berwudhu dan kolam dengan air yang melimpah dihancurkan. Dengan menutup akses air bagi umat Muslimin, maka segala bentuk ibadah umat Muslimin sedikit demi sedikit disingkirkan dari tanah Andalusia.

      Menghapuskan bahasa Arab, melarang umat Muslimin untuk mengenakan pakaian bernuansa Islami, seperti jubah gamis dan kerudung panjang sebagai ciri khas Keislaman umat.

      Puncaknya, memasuki Tahun 1525, Muslimin mulai diberikan satu dari tiga pilihan. Pertama, mereka dipaksa untuk mengganti agama. Kedua, atau mereka harus meninggalkan Andalu. Ketiga, mereka boleh menetap di situ dengan status budak.

      Karenanya, pemandangan membunuh orang dan ulama menjadi suatu hal yang dilakukan berikutnya. Di Toledo, 1.200 orang dibakar hidup-hidup di satu majelis. Buku-buku yang dulu mengawal kebesaran Islam di perpustakaan-perpustakaan Islam dibakar. Sampai hari ini, kita masih bisa menyaksikan peninggalan, tempat-tempat dan alat-alat yang digunakan untuk menyiksa kaum Muslimin.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan