• Photo :
        • Noor Alexandria Abukaram saat berlari dengan hijabnya.,
        Noor Alexandria Abukaram saat berlari dengan hijabnya.

      "Berlari memaksa saya untuk berpikir tentang segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, jadi saya memikirkan hari dan menetapkan niat," katanya.

      Ketika dia didiskualifikasi, Abukaram berpikir panitia melakukan kesalahan. Tetapi setelah pelatihnya memberi tahu bahwa, hijab yang dipakainya tidak sesuai dengan aturan Asosiasi Atletik Sekolah Menengah Ohio.

      Dia merasakan sebuah penghinaan. Saat mengambil foto postrace dengan rekan satu timnya, dia berpikir, "Mengapa saya memerlukan izin khusus untuk melakukan sesuatu yang orang lain lakukan?"

      Setelah balapan, saudara perempuan Abukaram mendorongnya untuk berbicara tentang pengalamannya. Dan ia berharap bahwa wanita Muslimah berikutnya tidak mengalami perlakuan yang sama. Dia memberi tahu sepupunya, yang merupakan seorang aktivis lokal, Zobaida S. Falah yang kemudian membagikan pengalamannya di Facebook, dan postingan itu menjadi viral.

      Membalas dengan Cara Elegan

      Segera stasiun berita dan publikasi besar mengangkat cerita itu. Pada Juni 2020, Abukaram bekerja sama dengan senator Ohio, Theresa Gavarone untuk menulis RUU Senat 288. Di mana isinya melarang sekolah dan organisasi mengadopsi aturan yang melarang pemakaian pakaian keagamaan dalam atletik.

      “Apa yang disyaratkan dalam RUU itu adalah tidak boleh ada kebijakan diskriminatif dalam kegiatan ekstrakurikuler sehingga tidak hanya lintas negara, pidato, debat, klub catur, apa pun yang diupayakan siapa pun,” kata Abukaram.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan