• Photo :
        • Source : Republika,
        Source : Republika

      REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran bisa membantu seorang Muslim pada Hari Kiamat kelak. Namun ternyata Alquran juga bisa menentang pembacanya di Hari Kiamat. Bagaimana itu bisa terjadi? 

      Hadits riwayat Muslim menjelaskan, hal itu bisa saja terjadi karena orang yang membaca Alquran itu tidak melakukan perbuatan sesuai apa yang diperintahkan Alquran.

      Baca Juga: Usai Sholat Shubuh Jadi Waktu Terbaik Membaca Alquran

      Selain itu dia juga tidak menjauhi apa yang dilarang, tidak mengharamkan apa yang telah ditetapkan keharamannya, tidak menghalalkan apa yang halal, tidak menetapkan keputusan atas dasar haram dan halal, tidak terima terhadap apa yang telah ditetapkan, tidak ingin mengkaji, merenungkan, dan mengamalkan ayat-ayat Allah SWT. Allah SWT berfirman: 

      ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

      "Marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta." (QS Ali Imran: 61)

      Para pembaca Alquran yang seperti ini kemudian melakukan kebohongan dalam perkataannya, mengingkari janjinya dan melanggar kesepakatan. Ironis memang, sebab beberapa orang kafir memegang janjinya, dan menepati apa yang menjadi kesepakatan.

      Orang yang mendapat perlawanan dari Alquran di Hari Kiamat, kerap melakukan kebohongan lewat tindakannya meski terhadap binatang. 

      Hal ini seperti dalam sebuah kisah perawi Imam Bukhari yang bertemu dengan salah satu ulama perawi hadis di suatu kota.

      Ulama tersebut memiliki seekor kuda. Suatu kali, pemilik kuda tersebut membawa ember sambil menggiring kudanya. Kuda itu pun mengikuti arahan ulama itu. Kemudian Imam Bukhari bertanya, "Apakah di dalam ember itu ada makanan kuda sehingga kuda itu menurut padamu?" Orang itu berkata, "Tidak ada. Ember ini kosong. Aku hanya membodohi kudaku."

      Baca Juga: Surat Al Kafirun, Keutamaan dan Waktu yang Tepat Membacanya

      Mendengar hal itu, Imam Bukhari pun pamit dan meninggalkannya dan tidak ingin meriwayatkan hadits darinya lagi karena ulama itu membohongi kudanya. Bagi Imam Bukhari kebohongan tersebut tidak layak sehingga Imam Bukhari tak mau menerima hadits darinya. Walaupun yang diriwayatkan benar.

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan