• Photo :
        • Boris Johnson dan kakek buyutnya.,
        Boris Johnson dan kakek buyutnya.

      Sahijab – Boris Johnson termasuk politisi paling terkenal yang berasal dari Partai Konservatif, dan sekaligus menjadi perdana menteri (PM) Inggris. Selain menjadi seorang politikus, ia juga merupakan penulis dan mantan jurnalis dan jauh lebih dari itu ada fakta yang mengejutkan.

      Dikutip Sahijab dari Muslim Convert Stories, sedikit fakta yang diketahui bahwa dia adalah juga cicit seorang politikus Muslim dan jurnalis era Kesultanan Utsmaniyah, Ali Kemal.

      Baca Juga: Galang Dana Amal, Pria Inggris Lari Sejauh 313 Km Saat Puasa

      Boris Johnson dan Islamofobia

      PM yang kita kenal sekarang, secara mengejutkan, memiliki latar belakang Muslim. Namun ironisnya, dia selalu mengkritik dan menentang Islam. Di mana Boris Johnson kerap berbicara tentang Islamofobia dalam beberapa kesempatan.

      Pada tahun 2005, dia menulis di The Spectator, 'Islamophobia' adalah reaksi alami terhadap Islam, dan masalahnya ada di dalam Islam. Sekarang, karena kata "Islamophobia" adalah kata yang kuat, itu memicu kebencian ekstrim terhadap umat Muslim.

      Pada tahun 2006, bukunya, "the Dream of Rome" menyatakan bahwa Islam telah menyebabkan dunia Muslim berada berabad-abad di belakang barat. Setelah Bom London, dia mempertanyakan kesetiaan seluruh komunitas Muslim Inggris dan mengatakan bahwa Inggris harus menerima bahwa "Islam adalah masalahnya."

      Dengan jenis komentar seperti ini, justru tidak menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai tetapi hanya memperburuk situasi.

      Baru-baru ini, dia membandingkan Burqa dengan kotak surat: "Sungguh konyol bahwa orang harus memilih berkeliling terlihat seperti kotak surat".

      Di seluruh dunia dia menyebabkan banyak kemarahan dan sentimen yang menyakitkan, di antara Muslim maupun Non-Muslim. Bahkan ia enggan untuk tidak meminta maaf atas pernyataannya.

      Boris Johnson Keturunan Muslim Turki

      Faktanya menemukan bahwa kakek buyut Johnson, Ali Kemal bertemu dengan istrinya, Winifred Brun, seorang wanita Inggris di Swiss tempat mereka menikah. Setelah tinggal di Kairo sebentar, mereka pindah kembali ke Turki karena kesulitan keuangan. 

      Kemudian kembali lagi ke Turki, dan akhirnya mereka pindah kembali ke London, kali ini karena masalah politik. Di sini, istrinya meninggal dunia setelah melahirkan anak kedua mereka Osman, yang kita kenal sebagai kakek Boris.

      Meskipun Kemal telah pindah ke Inggris untuk tinggal bersama keluarganya, mereka berjuang untuk bertahan secara finansial dan kemudian karena itu, Kemal kembali ke Turki untuk menghidupkan kembali karir politiknya meninggalkan kedua anaknya Celma dan Osman, bersama ibu mertuanya.

      Ali Kemal kemudian menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, ketika Turki diduduki oleh Inggris. Orang-orang memanggilnya pengkhianat karena dia tidak bergabung dengan partai Nasionalis dan menaruh kepercayaannya pada Inggris. Namun sayangnya, suatu hari dia diserang dan digantung oleh massa Turki.

      Sementara di London, Margret sangat ingin mengubah nama belakang cucunya yang setengah Turki dari Kemal menjadi Johnson. Meskipun tidak diketahui alasan resmi mengapa dia ingin itu dilakukan.

      Tapi kemungkinan besar karena ingin melindungi cucunya dari perundungan di sekolah atau di masyarakat dengan nama Turki. Pada saat itu Inggris sedang berperang melawan Jerman dan Turki adalah sekutu Jerman, selama Perang Dunia.

      Putranya, Osman, mengubah namanya menjadi Wilfred Johnson dan akhirnya menikah dengan Irene Williams di Inggris. Bersama-sama mereka memiliki seorang putra, Stanley Johnson, yang merupakan ayah Boris Johnson.

      Seandainya Margaret tidak berpikir untuk mengubah nama belakang, maka PM Inggris saat ini akan dikenal sebagai Boris Kemal.

      Mempertimbangkan fakta mengejutkan bahwa kakek buyutnya adalah seorang Muslim Turki, membuat orang bertanya-tanya apa yang salah. Anggota keluarganya yang lain mungkin mempengaruhinya, dan anggota keluarga lainnya ini anti-Islam. Namun meskipun kita tidak percaya argumen itu, cukup jelas bahwa keluarga tersebut gagal mengajarkan semangat Islam yang sebenarnya, dan kehilangan semuanya hanya dalam 2 generasi.

      Baca Juga: Uroosa Arshid, Petugas Pemadam Kebakaran Berhijab Pertama di Inggris

      Hal ini membuat kita harus berpikir sejenak: Berapa banyak keluarga lain di luar sana yang akan berakhir dengan nasib yang sama? Seberapa sering kita gagal mengkomunikasikan ajaran Islam yang benar?

      Ingat, jika seseorang terlahir dalam keluarga Muslim, belum tentu keturunannya akan beragama islam.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan