Sahijab – Khawatir tertular virus Corona boleh saja, tapi jangan sampai membuat kita jadi menjaga diri membabi buta. Misalnya menggunakan cairan disinfektan secara sembarangan.
Disinfektan kini mulai akrab dikenal publik. Cairan ini kini dicari karena bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mematikan bakteri dan virus yang menempel di benda-benda. Namun, banyak yang salah menggunakannya dengan menyemprotkan langsung ke bagian tubuh.
Akun Twitter Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia menyerukan agar kita tak menyemprotkan cairan disinfektan langsung ke badan. Melalui akun @WHOIndonesia, WHO menulis: #Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat!
Di akun tersebut, WHO juga menegaskan, jika virus sudah masuk ke dalam tubuh, maka menyemprotkan cairan disinfektan langsung ke tubuh tak akan memberi pengaruh apa pun, justru malah berbahaya jika terkena bagian tubuh yang memiliki selaput lendir seperti mata dan mulut.
Melalui akun itu, WHO mengajak warga Indonesia untuk menggunakan cairan disinfektan dengan tepat. "Ingat, alkohol dan klorin bisa berfungsi sebagai disinfektan pada permukaan, namun harus digunakan sesuai petunjuk penggunaannya," demikian disampaikan WHO.
Baca juga: Benarkah Masker N95 Efektif Cegah Corona?
Sementara itu, jumlah orang yang positif terinfeksi Corona di Indonesia terus bertambah. Hingga Minggu 29 Maret 2020, pukul 12.00 WIB, ada penambahan 130 kasus baru. Dengan penambahan itu, maka total kasus pasien positif Corona menjadi 1.285 orang.
"Update dari tanggal 28 Maret pukul 12.00 WIB hingga 29 Maret pukul 12.00 WIB, kasus baru sebanyak 130 orang. Total, kasus kumulatif hari ini 1.285 orang," ujar Yurianto, dalam konferensi pers melalui akun YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Minggu 29 Maret 2020.
Yurianto menjelaskan, untuk pasien yang dinyatakan sembuh bertambah lima kasus, sehingga total 64 orang telah sembuh hingga Minggu, 29 September 2020. Kemudian, untuk meninggal dunia bertambah 12 orang, sehingga total 114 orang meninggal dunia akibat virus yang berasal dari China tersebut.
“Kasus sembuh jadi 64 orang dan meninggal 114 total orang,” ujarnya.