Sahijab – Berusaha dalam pekerjaan atau dalam mengejar sesuatu di dalam Islam lebih dikenal dengan sebutan ikhtiar, ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti berusaha, yang dimaksud segala setiap kegiatan umat manusia dalam perilaku dan perbuatan untuk mencapai dan mendapatkan sesuatu.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. ar-Rad: 11)
Disamping berusaha pasti selalu berdampingan degan berdoa dan berserah diri kepada Allah, atau yang lebih dikenal dalam Islam yaitu tawakal. Tawakal adalah salah satu sifat terpuji yang menunjukkan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Alllah, dengan berserah diri dan bertaqwa kepada Allah akan banyak mendatangkan kebaikan serta dijauhkan dari kejelekan.
“Wa aaminuu bimaaa anzaltu musaddiqal limaa ma'akum wa laa takuunuuu awwala kaafirim bihii wa laa tashtaruu bi Aayaatii samanan qaliilanw wa iyyaaya fattaquun”
Artinya: “Dan berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur'an) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan bertakwalah hanya kepada-Ku.” (Q.S Al-Baqarah: 41)
Sahl At Tusturi mengatakan, “Barang siapa mencela usaha (meninggalkan sebab) maka dia telah mencela sunnatullah (ketentuan yang Allah tetapkan -pen). Barang siapa mencela tawakal (tidak mau bersandar pada Allah, pen) maka dia telah meninggalkan keimanan.”
Ikhtiar merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya, tetapi bila usaha gagal hendaknya tidak berputus asa.
menurut istilah Teologi (Ilmu Kalam), arti ikhtiar adalah kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam memilih dan menentukan perbuatannya (Nasution,1992:410). Namun istilah bahasa, kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab yaitu ikhtara – yakhtaru yang artinya memilih, satu akar dengan kata “khair” dengan demikian arti ikhtiar adalah memilih mana yang lebih baik di antara yang ada.
Jika kamu sudah berusaha (berikhtiar) namun belum bisa bertawakal itu tidak ada hasilnya, karena kedua kegiatan ini selalu berdampingan, maka dari itu, maksimalkanlah ikhtiar kita sambil tetap bersandar dan bergantung diri hanya kepada Allah (bertawakal). tertulis di buku Tasawuf Kultural; Fenomena Shalawat Wahidiyah, Sokhi Huda, 2008, betapa pun kuatnya ikhtiar yang kamu jalankan, jangan sampai melemahkan tawakal kepada Allah SWT.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An Nisa [4] : 32)
Kesimpulan dari surat An-Nisa di atas adalah bahwasanya nikmat dan karunia Allah akan datang pada mereka yang senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh dan tak mudah untuk putus asa dalam menjalani atau menggapai sesuatu.
Banyak orang yang salah mengartikan kata tawakal (berpasrah diri) dan tanpa melakukan usaha apa pun (tidak berikhtiar). Contoh seorang pelajar yang akan mengikuti tes masuk perguruan tinggi, namun dia memilih tidak belajar dan lebih memilih bermain game mobile dan hal yang tidak manfaat lainnya. Dan kemudian mengatakan, “ahh saya pasrah aja, paling nanti pas ujian ada keajaiban.”
Tawakal berasal dari bahasa Arab yaitu wakilun yang berarti menyerahkan, membiarkan, dan merasa cukup. mengutip isi buku Tawakal Bukan Pasrah, Supriyanto (2010:13), tawakal bukanlah sifat yang menunjukkan kepasifan asal dilakukan setelah seseorang berusaha (berikhtiar) dengan sungguh-sungguh dalam mencapai sesuatu. Jika kamu belum melakukan atau belum berusaha sama sekali dan sudah memasrahkan diri, maka hal tersebut tidak bisa dibilang dengan (tawakal).
Allah berfirman dalam surat surat (Yusuf: 67) dan surat (Ath-Thalaaq: 3)
“Wa qāla yā baniyya lā tadkhulụ mim bābiw wāḥidiw wadkhulụ min abwābim mutafarriqah, wa mā ugnī 'angkum minallāhi min syaī`, inil-ḥukmu illā lillāh, 'alaihi tawakkaltu wa 'alaihi falyatawakkalil-mutawakkilụn”
Arti: Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri". (Q.S,Yusuf: 67)
“wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`ing qadrā”
Arti: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Q.S,Ath-Thalaaq: 3)
Jadi kamu sudah mulai bisa memahami arti kata ikhtiar dan tawakal dalam Islam, selalu berusaha dengan semangat dan tekun, jangan mudah putus asa atau pesimis, dan yang penting selalu berdoa dan berserah diri kepada Allah, agar semua usaha dan cita-cita kamu menjadi kenyataan.