• Photo :
        • Perlukah Anak Menggunakan Masker untuk Cegah Virus Corona,
        Perlukah Anak Menggunakan Masker untuk Cegah Virus Corona

      Sahijab – Penyebaran virus corona kini merata di seluruh dunia, meskipun jumlah penderitanya berbeda-beda di setiap negara. Tetapi yang perlu diwaspadai adalah, semua orang bisa terinfeksi virus corona. Baik anak muda atau orang tua, kemungkinan meninggal dunia sama.

      "Kamu tidak terkalahkan,." itu peringatan dari Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikutip Sahijab dari Aljazeera.

      Dia tidak berbasa-basi. "Virus ini dapat membuat Anda dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu, atau bahkan membunuh Anda... orang di bawah 50 tahun merupakan proporsi yang signifikan dari pasien yang membutuhkan rawat inap," tambahnya.

      Pasien lebih tua berisiko tinggi meninggal dunia

      Ini berbeda dengan informasi yang menyebutkan, hanya pasien yang lebih tua atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, yang berisiko tinggi mengembangkan komplikasi akibat infeksi virus corona, termasuk pneumonia yang berpotensi mengancam jiwa.

      Pendapat Dr Tedros terbukti benar. Minggu ini, seorang bayi dilaporkan meninggal dunia akibat virus corona di negara bagian Illinois, Ameerika Serikat. Belum jelas apakah ada kondisi kesehatan yang mendasarinya dalam kasus itu.

      Sementara itu, seorang remaja yang sebelumnya sehat meninggal dunia akhir pekan lalu di Los Angeles setelah tertular virus corona. Di Inggris, dua remaja dilaporkan meninggal dunia, setelah terpapar virus corona. Mereka berusia 19 tahun dan 13 tahun, meskipun belum diketahui apakah ada masalah kesehatan lainnya.

      Studi tentang wabah COVID-19 menunjukkan bahwa, delapan dari 10 pasien yang terserang virus Corona berusia lebih dari 65 tahun. Orang-orang di bawah usia 50 tahun, seharusnya memiliki sistem kekebalan yang lebih sehat daripada mereka yang lebih tua.

      Baca Juga: MUI Minta JK Bantu Tangani Covid-19

      Ini memungkinkan tubuh mengenali benda asing, seperti virus Corona yang masuk ke dalam sel tubuh, dan mulai memproduksi antibodi untuk melawannya.

      Perlawanan sistem kekebalan tubuh terhadap benda asing

      Sebelum virus memiliki waktu menyebabkan masalah pernapasan serius dan pneumonia, sistem kekebalan tubuh akan berjuang melawannya. Sehingga, mereka yang sedang dirawat hanya menderita demam, batuk kering, dan kelelahan.

      Ironisnya, jika sistem kekebalan tubuh anak muda ada masalah menyebabkan mereka bisa kehilangan nyawa.

      Ketika sistem kekebalan tubuh mengenali dan bersiap untuk menyerang virus, ada faktor seperti genetik atau lingkungan yang menggagalkannya.

      Sel-sel radang yang disebut sitokin, yang membantu menghasilkan lingkungan yang tidak bersahabat untuk infeksi, memicu peristiwa berantai yang disebut "badai sitokin". Ini merupakan reaksi berlebihan pada bagian sistem kekebalan tubuh, dan itu tidak umum.

      Peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh berlanjut, pada tingkat yang tidak terkendali. Dan, membanjiri paru-paru dengan cairan, yang membuatnya sulit untuk bernapas.

      Cairan ini kemudian berlipat ganda secara eksponensial, dan paru-paru dipenuhi dengan nanah. Ini menyebabkan pneumonia, dan membutuhkan rawat inap yang mendesak.

      Badai sitokin yang berkepanjangan pada akhirnya akan menggagalkan sistem pernapasan. Saluran udara tersumbat dan sel-sel tidak lagi menyerap oksigen dengan baik.

      Inilah yang kemudian dilakukan dokter, mereka harus meresepkan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh mereka sendiri untuk menghentikan reaksi berlebihan. Pada saat yang sama, pasien-pasien ini membutuhkan bantuan pernapasan yaitu ventilator, sampai paru-paru mereka dapat bekerja dengan baik lagi.

      Ancaman virus ​Corona terhadap petugas kesehatan

      Selain pasien, sejumlah dokter muda dan perawat yang sehat juga kini banyak terpapar virus Corona. Mereka juga sama-sama membutuhkan perawatan di rumah sakit. Di Italia saja, lebih dari 50 dokter telah meninggal dunia karena penyakit COVID-19.

      Petugas medis diperkirakan terpapar virus berulang-ulang, yang menyebabkan masalah kesehatan. Sehingga sebelum sistem kekebalan tubuh mereka menghasilkan antibodi, virus terus menyerang tubuh tim medis dengan jumlah yang banyak.

      Baca Juga: IDI Kembali Berduka, Dua Dokter Pahlawan COVID-19 Gugur

      Inilah sebabnya, mengapa sangat penting bagi petugas medis untuk diberikan alat pelindung diri (APD) yang tepat, untuk dipakai saat merawat pasien dengan COVID-19. Meskipun ini tetap menjadi masalah yang diperdebatkan di banyak negara. (asp)

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan