• Photo :
        • Ilustrasi bullying,
        Ilustrasi bullying

      Sahijab – Seringkali kita melihat fenomena bullying yang ada di sekitar kita, lalu bagaimana cara mengatasi bullying menurut islam? Di zaman sekarang, seringkali kita melihat fenomena bullying yang ada di sekitar kita. Baik di dunia nyata maupun di media sosial dapat kita saksikan fenomena ini semakin meraja lela.

      Bullying sendiri merujuk pada perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan, terhadap orang lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

      Banyak dari berbagai kalangan yang trauma akibat perilaku ini. Dalam Islam sendiri sangat melarang keras dan sangat tidak menganjurkan perilaku merendahkan orang lain. Hal ini sebagai mana penjelasan dalam sebuah firman Allah Subahanahu wa ta’ala.

      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

      “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Hujurat: 11)

      Oleh karena itu kita sebagai sesama muslim dan sesama manusia sebaiknya untuk menjaga dan menebar kasih sayang pada semua, bukan justru berbuat zalim sesama manusia. Seperti hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah”. (HR. Bukhari no. 10).

      Baca Juga: 4 Hikmah Pernikahan dalam Agama Islam yang Wajib Kamu Tahu

      Selain itu, bullying  juga disebabkan kurang terbangunnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal tersebut tidak sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wata ‘Ala:

      إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ١٠

      “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujurat [49]: 10)

      Pernah sekali waktu Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat di Masjidil Haram, lalu seseorang bernama Uqbah bin Abi Muit menghampirinya. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud, Uqbah langsung meletakkan kotoran dan usus unta yang masih berlumuran darah di pundak beliau. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap sujud dengan tenang. Sebelum akhirnya Siti Fatimah, putri kecil Rasul, mengambil kotoran tersebut dari punggung ayahnya.

      Selain Uqbah, perempuan bernama Arwa binti Harb juga sering kali menyakiti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam Ath-Thabari disebutkan, ketika malam hari, istri Abu Lahab ini selalu meletakkan duri di sepanjang jalan yang biasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalui.

      Tidak hanya mendapat siksaan, kaum Musyrikin Mekah juga berulang kali mencoba membunuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menduga bisa merendahkan dan menjatuhkan mental Nabi, kemudian membuatnya menyerah dan berhenti berdakwah. Namun kenyataannya tidak. Meski kerap kali menerima bullying dan intimidasi, keimanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah goyah dan tetap sabar.

      Baca Juga: Cara Kenalkan Sosok Nabi Muhammad SAW ke Anak-Anak Menurut UAS

      Di suatu kisah yang lain dalam Kitab Majmaul Zawa’id bab Makarimul akhlaq wa al-afw ‘amman zhalama, Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berkata kepada sahabatnya “Sahabatku, ada tiga pekara yang seluruhnya benar. Pertama seseorang yang dizalimi. Tapi ia membalas dan menyerahkannya kepada Allah. Kedua orang yang memberi sesuatu dengan maksud menyambung silaturrahim. Ketiga seseorang yang memberikan sebagian hartanya untuk pengemis.”

      Sesama Muslim juga dianjurkan untuk saling menyerukan kebaikan, sebagaimana firman Allah Subahanahu wa Ta’ala:

      وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤

      “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Qs. Ali-Imran [4]: 104)

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan