• Photo :
        • Plt Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin ,
        Plt Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin

      Sahijab – Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia mengajak para lulusan yang mengikuti program standardisasi dai Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk aktif memberikan dakwah di media sosial. Program tersebut telah meluluskan sekitar 8000 peserta yang mengikuti standardisasi dari MUI.

      Ajakan tersebut disampaikan oleh Prof Kamaruddin Amin yang merupakan Dirjen Bimas Islam Kemenag Republik Indonesia dalam dalam Multaqa Duat Nasional dan Wisuda Akbar Standarisasi Dai MUI Angkatan IV sampai X yang bertajuk: Peningkatan Kualitas Dakwah untuk Mewujudkan Khaira Ummah Komisi Dakwah MUI tahun 2022.

      Beliau menyebutkan apabila para dai yang telah lulus dari program yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI  tersebut tidak aktif di media sosial, maka orang lain yang tidak memiliki keterampilan dalam bidang tersebut akan leluasa berbicara tanpa ilmu.

      Baca Juga: Pertama Kali, Kota di Amerika Serikat Ini Sepenuhnya Dipimpim Muslim

      “Karena kalau tidak, maka otoritas keagamaan akan direbut oleh mereka yang belum tentu memiliki paham keagamaan seluas dan mendalam seperti bapak ibu sekalian, ” kata Prof. Kamaruddin Amin.

      Prof Kamuruddin Amin memperkirakan, demografi Indonesia telah dipenuhi oleh penduduk berusia 40 tahun ke bawah yang secara aktif menggunakan media sosial. Selain itu,anak milenial yang lahir dari tahun 1880 sampai 1996 juga menggunakan media sosial sebanyak 25 persen, dan generasi Z yang lahir dari tahun 1997 sampai 2012 berjumlah 26 persen.

      “Jadi, lebih dari 50 persen anak-anak Indonesia itu berumur dibawah 40 tahun dan semua ini menggunakan instrumen media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, ” kata Prof. Kamaruddin Amin.

      Baca Juga: Sosok Giri, Biksu Di India Menyuarakan Genosida Terhadap Muslim

      Prof. Kamaruddin Amin juga menyebutkan bahwa tidak ada alasan bagi para mubaligh untuk tidak terlibat dan menjangkau mereka melalui media sosial. Beliau mengharapkan para dai lulusan standardisasi oleh MUI ini dapat memainkan peran penting dan fundamental dalam melihat, memahami, dan mengawal potensi besar ini.

      Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa program Kementerian Agama Islam dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi penceramah agama dengan muatan kontennya yaitu mengenai wawasan kebangsaan dan moderasi beragama yang bekerja sama dengan Lemhanas, BPIP, dan MUI untuk mengisi muatan konten tersebut.

      “Dua hal ini menjadi yang sangat penting. Kami menyadari bahwa penceramah-penceramah kita di Indonesia sesungguhnga sedang berkontestasi. Kita sedang berlomba untuk mempromosikan nilai-nilai agama yang wasathiyah,” kata Prof. Kamaruddin Amin..

      Beliau juga memberikan pesan kepada para dai supaya materi ceramah yang disampaikan itu berisikan ajakan kepada masyarakat untuk meningkatkan mereka agar selaluterlibat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.

      “Jadi, materi kita tidak berisi atau berorientasi pada ibadah mahdloh atau akhirat saja yang sangat penting sekali. Tetapi bagaimana Islam, bagaimana ajaran agama ini bisa mengajak masyarakat untuk terlibat serta berkontribusi dalam kehidupan,” kata Prof. Kamaruddin Amin..

      Prof. Kamaruddin Amin juga mengatakan bahwa saat ini telah terjadi peningkatan peran otoritas keagamaan yang sangat tajam. Beliau menambahkan, para penceramah yang diminati oleh masyarakat adalah mereka yang rajin dan intensif hadir mengisi ruang-ruang spiritualitas di media sosial.

      Beliau mengungkapkan, banyak dari sejumlah ulama yang mempunyai pengetahuan yang luar biasa dalam, sangat mumpuni dan otoritatif berbicara mengenai agama tetapi umatnya tidak banyak dikarenakan manfaat yang disampaikan tidak dinikmati oleh masyarakat karena masih berdakwah secara konvensional.

      Maka dari itu beliau mengatakan pemerintah dan ormas-ormas Islam khususnya MUI diharapkan dapat mendesain konten ceramah di media sosial agar bisa dirasakan oleh masyarakat.

      “Sekarang ini, tidak bisa kita hindari lagi urgensinya dan semoga acara yang dilakukan oleh MUI ini bisa rutin. Intensitasnya bisa ditambah lagi supaya kita sebagai penjaga gawang, sebagai referensi, dan rujukan umat dalam beragama bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, ” kata Prof. Kamaruddin Amin.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan