Sahijab – Pada beberapa waktu lalu, Pemerintah Arab Saudi telah melakukan sebuah inovasi terbaru yaitu dengan menghadirkan ibadah haji virtual yang dapat dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia di Metaverse. Pemerintah Arab Saudi telah menghadirkan hajar aswad, sebuah batu hitam yang terletak di tenggara Kabah, di dalam metaverse.
Secara sederhana, metaverse merupakan suatu ruang virtual yang memanfaatkan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang memungkinkan semua orang untuk berinteraksi dan berkumpul tanpa tatap muka secara langsung. Proyek tersebut digagas oleh Imam Besar Masjidil Haram Syeikh Abdurrahman Sudais dan diberi nama 'Virtual Hacerulesved'.
Dalam membuat virtual reality (VR) ibadah haji tersebut dilakukan bersama dengan Universitas Umm al-Qura dan Administrasi Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi. Layaknya seperti ibadah haji yang nyata, umat muslim di seluruh dunia dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Makkah. Hal ini mebuat masyarakat bisa menikmati pengalaman naik haji secara virtual menggunakan kacamata VR.
Baca Juga: Covid-19 Kembali Meningkat, MUI Perbolehkan Tidak Sholat Jumat
Ketua Presidensi Dua Masjid Suci Sheikh Abdul Rahman al-Sudais menjadi orang pertama yang mencoba teknologi bernama "Virtual Black Stone Initiative" itu. "Arab Saudi mempunyai situs keagamaan dan sejarah besar yang harus kita digitalkan dan komunikasikan kepada semua orang melalui sarana teknologi terbaru," kata Sheikh al-Sudais.
Dengan hadirnya inovasi tersebut membuat Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia Asrorun Niam Sholeh angkat bicara. Beliau menyebutkan ibadah haji yang dilakukan secara virtual dalam Metaverse tidak sah. Menurut beliau, ibadah haji mempunyai syarat yang harus dilakukan secara fisik, seperti thawaf.
Asrorun Niam Sholeh menyebutkan , tata cara thawaf yaitu dengan mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dari sudut hajar aswad (secara fisik) dengan posisi Kabah berada di sebelah kiri jemaah.