• Photo :
        • Ilustrasi berdoa.,
        Ilustrasi berdoa.

      Sahijab – Hujan adalah salah satu nikmat yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla, yang curahnya telah ditentukan dan ditetapkan. Tetapi saat ini banyak sekali manusia yang mencoba mengalihkan atau mencoba 'mengatur' hujan dengan perantara dukun, dan dengan mengucapkan 'mantra' tertentu.

      Padahal dalam islam telah dicontohkan, bagaimana meminta agar hujan yang sekiranya bisa mengganggu aktivitas dialihkan. Apalagi jika ada acara tertentu yang sangat penting, yang tidak bisa dipindahkan ke ruang tertutup atau hanya bisa dilakukan di luar ruangan.

      Nah, kali ini Sahijab akan sajikan bagaimana cara mengalihkan hujan dengan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan jika dilakukan oleh orang yang shaleh, doa yang dipanjatkan bisa segera dikabulkan.

      Baca Juga: Sirkuit Mandalika Gunakan Pawang Hujan, Ini Hukumnya dalam Islam

      Doa Meminta Mengalihkan Hujan

      Doa mengalihkan hujan yang diajarkan dilakukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang ada dalam Shahih Bukhari diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Bahwa suatu ketika, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa:

      اللهم حوالينا ولا علينا اللهم على الأكام والظراب وبطون الأودية ومنابت الشجر

      Allahumma hawalayna wa la 'alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari 

      Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.

      Baca Juga: Bacaan Doa Ketika Hujan Deras dan Angin Kencang

      Manfaat Hujan dalam Islam

      Perlu diketahui bahwa hujan memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia, dan yang utama adalah salah satu berkah dari Allah Azza wa Jalla. Dikutip dari laman MUI, berikut adalah lima manfaat hujan bagi manusia.

      Hujan sebagai berkah

      Dalam Alquran terdapat ungkapan bahwa hujan adalah berkah. Hal ini sebagaimana difirmankan dalam kitab suci, Alquran, yaitu ayat yang berbunyi:

      وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

      Artinya: "Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam." (QS Qaaf ayat 9).

      Rahmat Allah Azza wa Jalla

      Hujan turun sebagai bentuk dari keseimbangan alam. Dan dengan turunnya hujan, air di bumi akan terpenuhi bagi seluruh makhluk-Nya. Dalam surat Az Zukhruf ayat 11, Allah berfirman:

      وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

      Artinya: "Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)."

      Sebagai penyeimbang

      Allah menurunkan hujan sesuai kadar-Nya, di sini kita bisa mengambil hikmah bahwa dunia dan seisinya diciptakan dengan seimbang. Tidak ada kelebihan atau kekurangan di dalamnya. Jika memang ketika hujan terjadi banjir atau bencana alam, bisa dipastikan bahwa itu adalah hasil dari kerusakan yang dilakukan manusia itu sendiri.

      Alat bersuci

      إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ

      Artinya: "(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)." (QS Al Anfal 11).

      5. Pengingat bagi manusia

      Dalam hadits dikatakan, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam begitu khawatir pada saat muncul mendung, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah Azza wa Jalla. Hal ini sebagaimana riwayat yang dinukilkan Aisyah Radiyallau'anha, dia berkata:

      وَكَانَ إِذَا رَأَى غَيْمًا أَوْ رِيحًا عُرِفَ فِى وَجْهِهِ . قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْغَيْمَ فَرِحُوا ، رَجَاءَ أَنْ يَكُونَ فِيهِ الْمَطَرُ ، وَأَرَاكَ إِذَا رَأَيْتَهُ عُرِفَ فِى وَجْهِكَ الْكَرَاهِيَةُ . فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ مَا يُؤْمِنِّى أَنْ يَكُونَ فِيهِ عَذَابٌ عُذِّبَ قَوْمٌ بِالرِّيحِ ، وَقَدْ رَأَى قَوْمٌ الْعَذَابَ فَقَالُواهَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا

      Artinya: "Jika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melihat mendung atau angin, maka raut wajahnya pun berbeda." 'Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, jika orang-orang melihat mendung, mereka akan begitu girang. Mereka mengharap-harap agar hujan segera turun. Namun berbeda halnya dengan engkau. Jika melihat mendung, terlihat wajahmu menunjukkan tanda tidak suka." Beliau pun bersabda, "Wahai 'Aisyah, apa yang bisa membuatku merasa aman? Siapa tahu ini adalah azab. Dan pernah suatu kaum diberi azab dengan datangnya angin (setelah itu). Kaum tersebut (yaitu kaum 'Aad) ketika melihat azab, mereka mengatakan, "Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita." (HR Bukhari dan Muslim)

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan