• Photo :
        • Pemakaman Jenazah Korban Covid-19 di Kota Makassar,
        Pemakaman Jenazah Korban Covid-19 di Kota Makassar

      Sahijab – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY merilis data terbaru penanganan virus Corona di wilayahnya, Sabtu 18 April 2020. Dari data yang dirilis ini, ada tambahan tiga orang pasien positif virus tersebut. Tambahan tiga orang ini, membuat total pasien positif virus Corona di DIY ada 67 kasus.

      Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih menerangkan, ada tambahan tiga kasus, yaitu pasien nomor kasus 67, 68, dan 69. Meskipun nomor kasus ada 69, tetapi jumlah pasien positif virus Corona di DIY, ada 67. Hal ini, karena data pasien nomor 17 dan 37 dimasukkan ke Jawa Tengah.

      Baca juga: Data Update Positif Corona di Indonesia 18 April 2020​

      Berty menerangkan, pasien nomor 67 adalah seorang laki-laki berumur 40 dan beralamatkan di Kabupaten Sleman. Pasien ini diketahui memiliki riwayat perjalanan dari London, Inggris.

      "Pasien nomor kasus 68 di DIY, seorang laki-laki asal Kabupaten Bantul. Pasien berusia 26 tahun ini memiliki riwayat perjalanan ke Jawa Barat," ujar Berty.

      "Pasien dengan nomor kasus 69 laki-laki berusia 65 tahun. Pasien berasal dari Kabupaten Bantul. Pasien memiliki riwayat perjalanan dari Bali," tambah Berty.

      Berty mengungkapkan, dari rilis data pada Sabtu 18 April 2020, ada empat kasus kematian pasien dalam perawatan (PDP) di DIY. Keempat PDP ini masih menunggu hasil swab, apakah negatif atau positif virus Corona.

      Berty menuturkan, PDP pertama yang meninggal adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun, warga Gunung Kidul. Belum ada penjelasan terkait riwayat penyakit peserta pasien.

      PDP kedua yang meninggal, sambung Berty adalah laki laki berusia 79 tahun, warga Kulon Progo. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit penyerta diabetes melitus. "PDP ketiga yang meninggal adalah laki-laki 78 tahun. Pasien warga Kota Yogyakarta. Pasien ini diketahui memiliki penyakit stroke," ucap Berty.

      "PDP keempat adalah perempuan berusia 81 tahun. Pasien adalah warga Sleman meninggal dengan keterangan usia lanjut," papar Berty.

      Berty menambahkan, dari data Sabtu 18 April 2020, jumlah PDP di DIY, berjumlah total 636 orang. Dari jumlah itu sebanyak 315 orang dinyatakan negatif. Kemudian ada 67 dinyatakan positif, dengan rincian 27 sembuh dan tujuh meninggal. Sedangkan 254 orang, masih menunggu hasil lab. Dari 254 orang tersebut, 12 di antaranya meninggal dunia.

      Update Corona di Sulsel

      Sementara itu, data hasil pantauan tim Sulsel Tanggap Covid-19 sampai Sabtu malam, jumlah kesembuhan dari pasien yang sebelumnya postif 49 orang. Sedangkan dari kalangan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 194 orang, sehingga total pasien COVID-19 di Sulawe Selatan, yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 243 orang.

      Pasien positif Corona yang masih dirawat 175 orang, 25 orang telah meninggal dunia. PDP yang masih dirawat 285 orang. Yang sudah meninggal dunia 39 orang.

      Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih proses pemantauan 761 orang, yang sudah selesai pemantauan sebanyak 2.387 orang.

      Kota Makassar, masih memimpin dengan jumlah pasien positif Corona yang dirawat sebanyak 124 orang, disusul Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros.

      Sementara itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan mulai diterapkan di Kota Makassar pada Jumat mendatang, 24 April 2020, yang diawali dengan uji coba selama tiga hari.

      Kabupaten Gowa, sebagai daerah bertetangga langsung dengan Kota Makassar, juga sudah berencana mengajukan permohonan penerapan PSBB ke Kementerian Kesehatan, mengingat penyebaran virus Corona di kawasan itu juga semakin mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

      Tiga kecamatan yang merupakan epicentrum penyebaran, yakni di Kecamatan Somba Opu, Kecamatan Pallangga, dan Kecamatan Barombong.

      Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan proposal rencana penerapan PSBB untuk diajukan ke Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah untuk dikaji. "Proposalnya sudah selesai, tinggal kita ajukan ke pak gubernur untuk dikaji, bagaimana mekanismenya kedepan," katanya.

      Menurut Adnan, pengajuan penerapan PSBB ini dengan beragam pertimbangan, di antaranya laju perkembangan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Gowa, mengalami peningkatan signifikan, dan adanya tiga daerah pandemi di masing-masing wilayah dataran rendah. Termasuk, melihat kondisi kesiapsiagaan Pemkab Gowa, terkait keamanan, kesiapan alat kesehatan, dan pengamanan jaringan sosial.

      "Kami sangat butuh bantuan Pemprov Sulsel, untuk segera mengkaji proposal kami untuk diusulkan ke Menkes. Dengan pertimbangan melihat kondisi saat ini, sehingga untuk memutus dengan cepat mata rantai penyebaran Covid-19 maka harus dilakukan PSBB," terangnya.

      Adnan menyebutkan, tiga kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, yang menjadi epicentrum penyebaran Covid-19, yakni Makassar, Gowa dan Maros, sehingga untuk memutus mata rantai penularan, perlu diperketat di tiga wilayah itu. Apalagi, data menunjukkan bahwa Sulsel saat ini berada di urutan keempat Indonesia dengan tingkat penyebaran terbesar mengalahkan Jawa Tengah, sehingga butuh intervensi yang kuat.

      Ia menganggap, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros, ikut menjadi daerah dengan epicentrum penyebaran, karena menjadi penyangga Ibu Kota Makassar. Misalnya, banyak warga Kabupaten Gowa dan Maros, bekerja di Makassar. Begitu pun sebaliknya, banyak orang Makassar berkerja di Kabupaten Gowa dan Maros.

      "Di wilayah kami, saja ada 45 persen warga kami bekerja di Makassar. Begitupun data pada pasien yang terpapar Covid-19 di Gowa, sekitar 80 persen dari total yang ada adalah mereka yang aktivitasnya di Makassar," terangnya.

      Olehnya, kata Adnan, alangkah baiknya jika Gowa dan Maros, ikut menerapkan PSBB bersamaaan dengan Kota Makassar. Paling tidak di kecamatan-kecamatan yang berbatasan langsung, agar bisa menekan arus keluar masuk. "Kita butuh kerja sama yang kuat dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini yang semakin hari semakin meluas," ujarnya.

      Baca juga: Kelamaan #Dirumahaja, Tantri Kotak Punya Profesi Baru?​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan