• Photo :
        • Kabah di Mekah, Arab Saudi,
        Kabah di Mekah, Arab Saudi

      Sahijab –  Sekitar dua miliar Muslim di seluruh dunia akan menjalani Ramadhan dengan cara berbeda untuk tahun ini. Pandemi Covid-19 yang meminta publik menghindari kerumunan membuat salat Tarawih dan segala kegiatan lain yang biasa dilakukan berjemaah terpaksa ditiadakan.

      Salah satu yang ditangguhkan adalah umroh Ramadhan. Kegiatan ibadah umroh yang biasanya berlangsung sepanjang tahun di Masjid al-Haram di Mekah, Arab Saudi ditangguhkan tanpa batas waktu.

      Sejak Selasa, 21 April 2020, Arab Saudi telah mengumumkan bahwa Tarawih, dan segala kegiatan khusus Ramadhan di Masjidil Haram dan Al-Masjid an-Nabawi, masjid Nabi Muhammad, di Madinah, akan tetap diadakan. Tetapi tanpa kehadiran publik. Hanya staf masjid yang diharapkan melakukan shalat malam.

      Dan ternyata, bukan kali ini Arab Saudi menghentikan segala kegiatan di bulan Ramadhan, termasuk ibadah Haji. Banyak hal yang terjadi yang membuat otoritas Mekah dan Madinah menangguhkan kegiatan keagamaan untuk sementara waktu di dua tempat suci tersebut. Dikutip dari Al Jazeera, sudah beberapa kali Mekah dan Madinah menghentikan kegiatan mereka.  

      "Penutupan masjid atau membatalkan kegiatan massal, telah terjadi berkali-kali karena alasan yang berbeda," ujar Mutaz Al-Khatib, asisten profesor di Pusat Penelitian untuk Legislasi dan Etika Islam di Universitas Hamad Bin Khalifa di Doha, Qatar, mengatakan kepada Al Jazeera.  Ia menjelaskan bahwa perang, bencana alam seperti banjir, dan epidemi sebelumnya juga pernah menghentikan acara keagamaan.

      Berikut adalah beberapa contoh sepanjang sejarah ketika umat Islam telah mengubah tradisi di tengah keadaan kritis.

      1. Serbuan Suku Qurmatian, 930 Masehi

      Ziarah tahunan haji dibatalkan setelah pemimpin suku Qurmatian, yang berbasis di Arab timur (sekarang Bahrain), menyerang Mekah dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Puluhan ribu orang, bahkan hingga mencapai 30.000 menurut beberapa sumber, terbunuh.

      "Serangan Qurmatian adalah insiden penting. Itu adalah momen yang cukup besar dalam sejarah Islam", tutur Umar al-Qadri, seorang sarjana Islam dan Kepala Imam di Islamic Centre of Ireland di Dublin, kepada Al Jazeera.

      "Abu Tahir al-Jannabi, yang memimpin serangan itu, tidak hanya menyerang Mekah dan menghentikan sholat. [dia] juga tidak menghormati simbol-simbol Islam yang sangat sakral," ujarnya melanjutkan.

      Batu Hitam (Hajar Aswad), sebuah batu yang diletakkan di sudut Ka'bah, dijarah dan potongan-potongannya dicuri. Kelompok itu juga menodai Sumur Zamzam yang suci, yang dekat dengan Ka'bah, dan melemparkan mayat peziarah yang terbunuh. Setelah serangan itu, ibadah haji ditunda. Hajar Aswad akhirnya dikembalikan ke Mekah sekitar 20 tahun kemudian.

      Baca juga: 8 Kegiatan Bikin Ramadhan Tetap Bergairah

      2. Wabah kolera, abad ke-19

      Wabah kolera yang menghancurkan beberapa kali, sepanjang abad ke-19, juga pernah membuat pemerintah Arab Saudi melakukan penangguhan haji, termasuk ibadah haji pada tahun 1837 dan 1846.

      Ketika penyakit ini kembali pada 1865 di Hejaz, sebuah wilayah di Arab Saudi yang mencakup Mekah, sebuah konferensi internasional diadakan di Konstantinopel, Istanbul modern. Saat itu akhirnya diputuskan bahwa pelabuhan karantina akan didirikan di tempat-tempat seperti Sinai dan Hijaz untuk membantu membatasi penyebaran penyakit, karena para peziarah mengatur perjalanan mereka untuk melakukan haji. Antara 1830 dan 1930, setidaknya ada 27 wabah kolera di antara jamaah haji di Mekah.

      3. Perebutan Masjid Agung, 1979

      Sebuah kelompok bersenjata dari Saudi yang terdiri dari 400 hingga 500 orang merebut Masjidil Haram antara November dan Desember 1979. Mereka memaksa penutupan masjid setidaknya selama dua minggu.

      Pengambilalihan tersebut dipimpin oleh seorang mantan tentara Saudi, Juhaiman bin Muhammad ibn Sayf al-Otaybi, yang mengkritik keluarga kerajaan yang berkuasa, dan menyerukan agar kembali ke apa yang dianggapnya Islam asli.

      Pengepungan akhirnya berakhir setelah pasukan Saudi merebut kembali masjid, dibantu oleh unit polisi taktis Prancis.

      4. Wabah Ebola, 2014

      Ketika wabah Ebola memuncak pada awal 2010-an, negara-negara di seluruh dunia mengambil langkah-langkah untuk menangguhkan penerbitan visa untuk beberapa negara di Afrika barat, yang saat itu menjadi pusat virus. Pada 2014, Arab Saudi untuk sementara berhenti mengeluarkan visa umrah dan haji untuk warga Guinea, Liberia dan Sierra Leone.


       

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan