• Photo :
        • Ilustrasi masjid,
        Ilustrasi masjid

      Jakarta – Islam memberikan penekanan besar pada kejujuran. Al-Qur'an dan Hadis keduanya menyoroti pentingnya kebenaran dan bahaya berbohong. Namun, bagaimana jika bohong dilakukan dengan niat baik atau untuk kebaikan yang lebih besar?

      Berbohong dalam Islam

      Pakar tafsir Indonesia Prof Quraish Shihab mengatakan, tidak semua bohong itu dilarang. Ada keadaan tertentu yang membuat bohong itu bisa ditoleransi, bahkan wajib hukumnya. 

      “Ada tempat-tempat dimana kebohongan ditoleransi, bahkan boleh jadi menjadi wajib,” ungkap Prof Quraish dalam sebuah video yang diunggah Najwa Shihab di YouTube, dikutip Senin, 18 September 2023.

      Prof Quraish menyebut, seseorang diperbolehkan bohong apabila maksudnya untuk melindungi orang yang tidak bersalah dari kejaran orang jahat. Misalnya, si A mengetahui keberadaan si B yang tidak bersalah dan dikejar-kejar si C yang bengis. 

      Kemudian si C bertanya kepada si A perihal si B. Namun si A berbohong dan menjawab tidak mengetahui keberadaan si B. Alasannya untuk melindungi si B. 

      “Tapi kebohongan di sini bukan hanya ditoleransi, tapi dianjurkan demi membela orang yang tidak bersalah,” jelas Direktur Pusat Studi Qur’an (PSQ).

      Lebih lanjut, Prof Quraish mengatakan bahwa berbohong juga diperbolehkan dalam rangka memperbaiki hubungan dua orang yang tengah berselisih.  

      “Si A dan si B berselisih, si C datang dan berkata sebenarnya dia bermaksud baik kepadamu. Itu diperbolehkan,” terangnya. 

      Selain itu, berbohong juga diperbolehkan dalam konteks suami istri. Misalnya suami menuturkan sesuatu yang tidak dimiliki atau tidak ada pada istrinya demi menyenangkan hatinya.  

      “Istrinya udah jelek. Suaminya masih berkata ‘kamu adalah permaisuri ku sepanjang masa. Itu kan bohong, tapi diperbolehkan,” tutupnya.

      Namun, penting untuk dicatat bahwa pemberian keringanan dalam berbohong dalam situasi-situasi tertentu ini bukan berarti memberikan lampu hijau untuk berbohong dalam situasi lain. Niat dan konteks sangat penting dalam menilai apakah kebohongan tersebut diterima atau tidak.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan