• Photo :
        • Tokyo Camii (masjid) di Yoyogi, Tokyo.,
        Tokyo Camii (masjid) di Yoyogi, Tokyo.

      Sahijab – Jepang bukan hanya terkenal sebagai negara dengan kuil dan tempat suci, melainkan juga sebagai tuan rumah bagi masjid. Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan signifikan dalam pernikahan antara warga Muslim dan warga negara Jepang, serta individu yang memutuskan untuk berpindah agama di Jepang selama dua dekade terakhir. 

      Hirofumi Tanada, seorang profesor emeritus sosiologi di Universitas Waseda di Tokyo, memperkirakan bahwa Jepang kini menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 200.000 Muslim.

      Menurut studi yang dilakukan oleh Tanada dan rekan-rekannya, terdapat 113 masjid di seluruh Jepang pada Maret 2021, meningkat dari hanya 15 pada tahun 1999. 

      Data ini didasarkan pada statistik pemerintah, persentase populasi Muslim menurut negara, dan angka keanggotaan Asosiasi Studi Islam di Jepang. Penelitian mereka juga menunjukkan bahwa sekitar 230.000 Muslim memandang Jepang sebagai tempat tinggal mereka pada akhir tahun 2020.

      Dari jumlah tersebut, warga negara Jepang dan mereka yang memperoleh status penduduk tetap melalui perkawinan dan kondisi lainnya mencapai sekitar 47.000, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan 10.000 hingga 20.000 pada satu dekade sebelumnya. 

      “Banyak dari mereka menjadi Muslim melalui pernikahan,” kata Tanada, dikutip dari Asahi, Kamis, 28 Desember 2023.

      “Semakin banyak orang yang mungkin bergabung dengan agama ini atas kemauan mereka sendiri,” imbuhnya.

      Dahulu, masjid merupakan pemandangan yang jarang ditemui di Jepang, tetapi kini situasinya berubah. Salah satu yang terbaru adalah Masjid Istiqlal Osaka, yang dibuka di Distrik Nishinari, Osaka, tahun lalu. 

      Masjid ini berlokasi di bekas bangunan pabrik, dan sebagian besar biaya renovasinya dibiayai oleh sumbangan dari masyarakat Indonesia. Indonesia sendiri memiliki populasi Muslim terbesar di dunia. 

      “Kami berharap menjadikan masjid ini tempat yang dapat dikunjungi oleh seluruh umat Islam,” kata Herizal Adhardi, seorang warga negara Indonesia berusia 46 tahun yang mengepalai entitas yang mengoperasikan Masjid Istiqlal Osaka.

      “Kami orang Jepang sebelumnya tidak mengenal Muslim,” kata Hirofumi Okai, seorang profesor sosiologi di Universitas Kyoto Sangyo yang mempelajari budaya Islam. 

      “Sekarang mereka adalah tetangga kita, kita perlu memikirkan bagaimana hidup bersama mereka dalam masyarakat yang penuh keberagaman ini,” imbuhnya.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan