Krisis matcha 2025: 5 fakta penting yang wajib diketahui pecinta teh hijau Jepang. Lonjakan permintaan dan langkah-langkah mitigasi.
Sahijab – Pecinta matcha di seluruh dunia perlu bersiap. Teh hijau khas Jepang ini diperkirakan akan mengalami kelangkaan secara global dalam waktu dekat.
Menurut laporan The Japan Times, lonjakan permintaan terutama akibat tren gaya hidup sehat dan popularitas di media sosial menjadi pemicunya. Matcha, dengan warna hijaunya yang khas dan kaya antioksidan, kini menjadi pilihan favorit pengganti kopi.
Matcha telah menjadi tren global, dengan banyak kafe besar dan toko khusus yang menyajikan berbagai varian minuman berbasis matcha. Di media sosial, influencer ramai membagikan resep matcha latte atau produk favorit mereka, makin mendorong popularitasnya.
Meningkatnya permintaan matcha di Eropa, AS, dan Australia memicu peringatan akan adanya kelangkaan pasokan lebih lanjut pada tahun ini.
Matcha adalah bubuk teh hijau yang terbuat dari daun teh Jepang berkualitas tinggi yang dikeringkan, dikukus, lalu digiling halus. Berbeda dengan teh hijau biasa, pohon teh untuk matcha disimpan dalam naungan selama beberapa minggu sebelum panen. Ini meningkatkan kandungan klorofil dan nutrisi pada daunnya.
Minuman ini memiliki rasa yang sedikit pahit namun segar dengan sentuhan manis alami, serta mengandung kafein tinggi, bahkan bisa mencapai 176 mg per cangkir, lebih tinggi dari rata-rata secangkir kopi yang hanya sekitar 100 mg.
Sejumlah toko yang menjual matcha di Jepang sudah mulai memberlakukan batasan. Setiap konsumen hanya boleh membeli satu kaleng bubuk teh hijau tersebut. Meskipun demikian, kekurangan ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama.
Global Japanese Tea Association menjelaskan, matcha hanya bisa dipanen di musim semi, sehingga stok biasanya memang menipis menjelang musim panen berikutnya. Panen tahun ini diharapkan akan mengisi ulang persediaan global.
Sebagai respons, pemerintah Jepang juga memberikan subsidi baru untuk membantu petani teh fokus memproduksi lebih banyak matcha dan mencegah krisis serupa di masa depan. Pasar global matcha diperkirakan akan melonjak dari US$ 2,8 miliar pada 2023 menjadi sekitar US$ 5 miliar pada 2028.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memitigasi dampak negatif dari krisis matcha dan memastikan bahwa pecinta teh hijau di seluruh dunia tetap dapat menikmati minuman favorit mereka.
Krisis matcha 2025 menunjukkan betapa pentingnya manajemen sumber daya dan adaptasi terhadap perubahan permintaan pasar. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan ketersediaan matcha dapat kembali stabil dalam waktu dekat.