5 Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia yang Menjadi Penyebab Kematian Terbesar Ketiga, Angka Mengejutkan

5 jenis kanker terbanyak di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga, dengan angka yang mengejutkan. Simak detailnya di sini.

5 Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, kanker merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia. Data Global Cancer Observatory (Globocan) mencatat lebih dari 408.661 kasus baru dan hampir 242.099 kematian akibat kanker di Indonesia pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapi dalam penanganan penyakit kanker di negara ini.

Jenis-Jenis Kanker yang Paling Banyak Merenggut Nyawa

Menurut Globocan, lima jenis kanker yang paling banyak merenggut nyawa di Indonesia adalah:

1. Kanker Payudara: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum ditemui pada wanita di Indonesia. Kanker ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga psikologis penderitanya.
2. Kanker Leher Rahim: Kanker leher rahim adalah penyebab kematian kedua tertinggi akibat kanker pada wanita di Indonesia. Pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk menurunkan angka kematian.
3. Kanker Paru: Kanker paru sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Meskipun demikian, non-perokok juga berisiko terkena kanker paru.
4. Kanker Kolorektal: Kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum semakin umum ditemui, terutama di kalangan masyarakat perkotaan.
5. Kanker Hati: Kanker hati sering dikaitkan dengan infeksi hepatitis B dan C, serta konsumsi alkohol berlebihan.

Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kanker

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D, mengakui bahwa angka penderita kanker di Indonesia cenderung tinggi. "Kalau kita hitung, angka kelahiran 4,7 persen. Berarti sekitar 4,8 juta orang lahir setiap tahun. Namun, dari 4,7 juta itu, ada 400 ribu yang berpeluang menjadi kanker," ujar Taruna Ikrar.

Setiap tahun, kasus baru kanker mencapai 420 ribu, dan angka kematian mencapai 60 persen, atau sekitar 240 ribu orang. "Sebagai pemerintah, kami berharap ada produk inovatif dan variasi teknologi baru untuk melawan penyakit ini," tambahnya.

Perluasan Fasilitas Produksi Onkologi

Salah satu upaya penting dalam pencegahan dan pengobatan kanker adalah pembangunan dan pengembangan fasilitas produksi onkologi. BPOM turut meresmikan fasilitas produksi produk onkologi di Global Onkolab Farma (GOF).

"Perluasan fasilitas produksi produk onkologi ini merupakan perwujudan komitmen kami terkait optimalisasi penanganan kanker di Indonesia. Kami melakukan perluasan baik dari sisi sediaan produk, kapasitas produksi, hingga teknologi. Kami meyakini langkah inovatif ini dapat memperluas akses kesehatan serta ketahanan kesehatan yang lebih kuat," papar Irawati Setiady, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk.

Perluasan fasilitas produksi ini mencakup injeksi cair, beku kering, tablet, dan kapsul keras dengan kapasitas total sebesar 5 juta vial sediaan steril dan 50 juta unit tablet atau kapsul untuk sediaan solid yang dapat digunakan untuk kemoterapi, terapi hormon, dan terapi target untuk pasien kanker di Indonesia. Hal ini menjadikan GOF sebagai fasilitas produksi obat terapi target pertama di Indonesia.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan

Angka kematian yang tinggi akibat kanker menunjukkan betapa pentingnya deteksi dini dan pencegahan. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran akan risiko kanker dan pentingnya pemeriksaan rutin. Dengan demikian, harapannya adalah dapat menurunkan angka kematian akibat kanker di Indonesia.