Dari data yang dirilis, kelompok usia 30–39 tahun menjadi yang paling terdampak dengan 10.740 kasus, disusul usia 20–29 tahun (9.527 kasus), lansia usia 60 tahun ke atas (8.107 kasus), dan anak-anak di bawah usia 4 tahun (4.117 kasus).
Mengutip VN Express, wilayah Bangkok mencatat kasus terbanyak dengan 9.539 infeksi, disusul Chon Buri (3.379), Samut Prakan (2.491), Nonthaburi (2.278), dan Rayong (2.210). Bahkan, salah satu sekolah di Samut Prakan—Ratwinit Bangkaeo—terpaksa kembali menerapkan pembelajaran daring selama 26–28 Mei karena lonjakan kasus di wilayah tersebut.
Kekhawatiran meningkat seiring dengan kehadiran varian baru Omicron XEC, yang mulai terdeteksi meningkat di Thailand sejak Januari dan Februari 2025. Varian XEC merupakan galur rekombinan baru dari subvarian Omicron KS.1.1 (FLiRT) dan KP.3.3 (FLuQE), dan pertama kali diidentifikasi di Jerman pada Juni 2024.
"XEC membawa banyak mutasi yang memungkinkan penularan lebih cepat," tulis laporan Departemen Ilmu Kedokteran Thailand. Hingga saat ini, lebih dari 550 sekuens genetik dari varian XEC telah ditemukan di 27 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, dan negara-negara Asia lainnya. Data dari ketiga negara tersebut menunjukkan bahwa XEC menyebar 84–110% lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya.