Penipuan pariwisata di Jakarta meningkat 66%, terutama pada layanan taksi dan rental mobil. Waspada saat booking dan gunakan metode pembayaran aman!
Menurut laporan terbaru dari Mastercard Economics Institute, penipuan pariwisata di Jakarta meningkat signifikan, mencapai 66% dari seluruh kasus penipuan yang tercatat. Hal ini menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota rawan penipuan bagi wisatawan di Asia Tenggara.
Penipuan yang paling sering dilaporkan di Jakarta berasal dari layanan taksi dan rental mobil. Dalam laporan tersebut, sekitar 66% kasus penipuan terkait dengan layanan transportasi ini. Modus operandi yang umum termasuk tarif yang tidak sesuai, penambahan biaya tanpa sepengetahuan pelanggan, dan bahkan penggunaan kendaraan palsu.
Meskipun Jakarta menjadi salah satu kota dengan risiko penipuan tertinggi, laporan ini juga mencatat bahwa risiko penipuan bervariasi tergantung pada destinasi wisata. Kota-kota seperti San Francisco, Dublin, Seoul, Budapest, dan Edinburgh memiliki tingkat penipuan yang relatif rendah. Sebaliknya, kota-kota seperti Cancun, Hanoi, Dhaka, Bangkok, dan Jakarta menunjukkan tingkat penipuan yang lebih tinggi.
Di beberapa kota, penipuan sering terjadi melalui biro perjalanan, sementara di kota lain, penipuan lebih banyak berasal dari sektor makanan. Contohnya, di Los Angeles, sektor makanan menjadi sumber penipuan terbesar, dengan modus seperti restoran yang mengenakan biaya berlebih, menambahkan tip tanpa izin, hingga mencuri data kartu kredit wisatawan.
Untuk menghindari penipuan saat berwisata, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh wisatawan:
Selain itu, wisatawan juga harus waspada terhadap modus penipuan saat booking, seperti:
Dengan mengikuti tips-tips di atas, wisatawan dapat menikmati perjalanan mereka dengan lebih tenang dan aman, terutama di kota-kota rawan penipuan seperti Jakarta.