Mitos yang tersebar luas ini dapat menyebabkan stigma dan rasa malu pada penderita asam urat. Akibatnya, banyak orang enggan mencari bantuan medis dan lebih memilih untuk menahan sakit. Hal ini tentu saja berdampak buruk pada kualitas hidup mereka.
Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat, membentuk jarum-jarum kristal tajam di persendian. Sistem kekebalan tubuh kemudian menyerang kristal-kristal tersebut, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan. Genetika mempengaruhi kemungkinan sistem kekebalan tubuh menyerang kristal-kristal ini, menjadikan faktor genetika sangat penting dalam perkembangan penyakit ini.
Meskipun genetika berperan besar, faktor gaya hidup dan lingkungan tetap penting. Penderita asam urat disarankan untuk mengadopsi gaya hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang kaya purin, serta rutin berolahraga. Namun, yang paling penting adalah mencari bantuan medis tepat waktu untuk manajemen dan pengobatan yang efektif.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran genetika dalam asam urat, diharapkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita dapat berkurang, sehingga mereka dapat mendapatkan dukungan dan perawatan yang layak.