Pasca Perang Dunia II, Sembulang menjadi salah satu perkampungan yang ramai dikunjungi oleh serdadu Jepang yang kalah perang. Mereka menunggu penjemputan untuk kembali ke Jepang. Sejarah mencatat bahwa 128 serdadu Jepang meninggal di Pulau Rempang, termasuk Sembulang.
Dalam kunjungannya, IMA mengadakan pelatihan yang diikuti oleh 20 perempuan Rempang. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat perempuan dalam memahami dan melestarikan budaya, tradisi, adat istiadat, dan kearifan lokal.
Perempuan Rempang diajarkan berbagai aspek budaya, termasuk tarian tradisional seperti tari persembahan, tari tepung tawar, serta pantun dan gurindam. Mereka juga belajar membuat kue tradisional seperti kue bangkit dan tepung gomak. Selain itu, perempuan diajarkan untuk memakai baju kurung dengan warna dominan kuning, merah, dan hijau.