Pose berdiri dengan dukungan sang cucu menunjukkan bahwa meski di usia lanjut dan dalam kondisi fisik terbatas, Ibu Maia Estianty tetap mengambil peran aktif dalam momen-momen penting keluarga. Keberadaannya menjadi simbol restu dan doa yang mengalir dari generasi tua kepada generasi penerus.
Dalam potret ketiga, Ibu Maia Estianty duduk di tengah barisan keluarga besar yang berfoto bersama dalam balutan busana adat Jawa yang penuh kehangatan. Dengan senyum yang hangat dan ekspresi tenang, kehadirannya menjadi pusat atensi di antara generasi muda yang mengelilinginya.
Meskipun menggunakan kursi roda, hal tersebut tidak mengurangi wibawanya sebagai sosok tertua dan paling dihormati di tengah keluarga. Ia tampak bahagia dan penuh semangat, dikelilingi oleh anak, cucu, dan kerabat yang menyertainya dengan cinta dan hormat. Penampilannya membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk tetap tampil anggun dalam momen istimewa keluarga.
Potret terakhir menampilkan momen hangat antara Kusthini, ibu dari Maia Estianty, dan kakak Maia, Pinky Evianty. Mereka berpose dalam sebuah ruangan bernuansa adat Jawa yang kental, dengan ukiran kayu, dekorasi bunga putih, dan pencahayaan hangat yang memperkuat kesan sakral.
Pinky tampil anggun dalam balutan dress merah marun dengan kerudung senada, mendampingi sang ibu dengan ekspresi penuh cinta dan kebanggaan. Kesuksesan Maia Estianty tentu tak lepas dari doa dan peran besar sang ibunda. Sosok ibu yang tangguh dan penuh kasih ini menjadi figur penting dalam perjalanan hidup Maia. Di tengah kesibukannya sebagai penyanyi dan musisi, Maia dikenal rutin menyempatkan diri untuk menjenguk kedua orang tuanya.