Pengalaman paling berkesan bagi Ivan adalah saat wukuf di Arafah. "Itu ada momen dalam hati, sudah nggak tahu lagi mau berdoa apa, jadi cuma menikmati kebesaran Allah," kenangnya penuh haru. Ivan menggambarkan suasana tenda yang disulap seperti taman, tempat jemaah berkumpul, berdoa, dan menunggu matahari terbenam.
Momen yang sangat menyentuh terjadi ketika seorang ustaz meminta jemaah untuk memeluk keluarga di sebelah mereka. Ivan yang berangkat tanpa orang tuanya, merasa perih karena tidak bisa memeluk sang ibu. "Orangtua gue nggak ikut, emak gue nggak ada, sedih banget, berasa sendirinya. Akhirnya aku chat mama, minta keikhlasan mama," ucapnya.
Meskipun cuaca di Arafah terkenal panas, Ivan justru merasakan kenyamanan dan ketenangan luar biasa. "Kalau lagi di Arafah tuh kita diam aja begini, kayak napas aja tuh berasa Allah sudah kasih kita kenikmatan. Napas yang enak, dan orang kan suka heboh takut panas berapa derajat, tapi gue biasa aja, nggak kayak panas yang gimana," jelasnya.