_Review Film Dangerous Animals: 5 Alasan Mengapa Jai Courtney Lebih Mengerikan dari Ikan Hiu! Film ini mengejutkan dunia dengan masuknya ke Festival Film Cannes 2025._
Film thriller "Dangerous Animals" karya sineas Sean Byrne telah menjadi sorotan dunia setelah berhasil masuk ke Festival Film Cannes 2025 untuk sesi Directors' Fortnight. Ini tentu menjadi kejutan besar bagi penggemar film, mengingat film ini berfokus pada teror hewan buas, khususnya ikan hiu. Namun, ada hal lain yang membuat "Dangerous Animals" lebih menarik dan mengerikan daripada ekspektasi awal.
Salah satu alasan utama mengapa "Dangerous Animals" begitu mengejutkan adalah penampilan Jai Courtney sebagai Tucker. Karakter Tucker bukan hanya sekadar pemilik objek wisata kandang hiu, tetapi juga merupakan monster berwujud manusia. Trauma masa kecil, pengetahuan luas tentang biota laut, dan sejumput "sakit jiwa" membuat Tucker menjadi sosok yang lebih mengerikan daripada ikan hiu. Adegan di mana Tucker menikam Greg hingga tewas dan melemparkannya ke laut menambah ketegangan dan horor dalam film ini.
Penulis naskah Nick Lepard berhasil menghindari rumus jadi-jadian yang sering digunakan dalam film thriller bertema hewan buas. Alih-alih menghadirkan sekumpulan orang yang melakukan kecerobohan di objek wisata, "Dangerous Animals" membawa penonton pada cerita yang lebih kompleks dan dalam. Interaksi antara tokoh-tokoh utama, seperti Heather, Greg, Zephyr, dan Moses, terasa intens dan realistis. Setiap karakter memiliki latar belakang yang kuat, yang membuat penonton lebih terlibat dalam kisah mereka.
Hassie Harrison memerankan Zephyr dengan sangat meyakinkan. Karakter Zephyr adalah seorang gadis dengan jiwa rebel yang kuat. Dari pertemuan tak sengaja dengan Moses di minimarket hingga hubungan intim yang singkat, Zephyr menunjukkan sisi yang berbeda-beda. Penonton dapat merasakan kekuatan dan keteguhan Zephyr, yang membuat karakter ini sangat menarik dan berkesan.
Josh Heuston, yang berperan sebagai Moses, juga menunjukkan transformasi karakter yang mengesankan. Di awal film, Moses hanyalah seorang pria biasa yang sedikit naif. Namun, setelah hubungan intim dengan Zephyr, Moses mengalami perubahan signifikan. Perjuangan Moses untuk mencari Zephyr dan menghadapi ancaman yang datang dari Tucker menambah kedalaman emosional dalam film ini.
Setiap karakter dalam "Dangerous Animals" memiliki peran yang penting dalam cerita. Sean Byrne dengan cerdas menggambarkan setiap karakter sebagai bagian dari ekosistem yang saling terhubung. Misalnya, Zephyr dianalogikan dengan ikan marlin yang gesit dan kuat, sementara Tucker berada di puncak rantai makanan. Interaksi antara karakter-karakter ini menciptakan dinamika yang menarik dan memperkaya cerita.
"Dangerous Animals" bukan hanya film tentang teror ikan hiu, tetapi juga kritik sosial yang tajam. Film ini mengeksplorasi sisi gelap manusia dan bagaimana trauma masa lalu dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Dengan penulisan skenario yang apik, akting yang memukau, dan sinematografi yang menakjubkan, "Dangerous Animals" layak menjadi salah satu film thriller terbaik tahun ini.