Namun, cita-cita Jourdy untuk menjadi aktor sempat terhalang oleh ketidaksetujuan keluarganya. Ayahnya, yang berbisnis, tidak mendukung keinginan Jourdy untuk masuk ke dunia seni. "Orang tua saya tidak mendukung. Papaku bilang, 'Lo anak pertama, cowok satu-satunya, sudah dikuliahkan tinggi, masa berakting? Akting itu hobi, bukan profesi,'" ungkap Jourdy.
Untuk mencapai impiannya, Jourdy memulai langkah pertamanya dengan menjadi talent koordinator di salah satu stasiun televisi swasta. Ia memegang sejumlah program, termasuk "The Voice Kids," di mana ia bekerja dengan Agnez Mo. Sebagai kru, Jourdy belajar banyak hal, terutama etika kerja dan pentingnya kerja tim.
"Yang paling penting sebenarnya, aku belajar adalah soal attitude. Bagaimana cara industri kita ini, karena kerja tim, enggak ada lo divanya. Aku belajar bahwa kru juga punya andil. Kita juga kerja capai," kenang Jourdy.
Tahun 2018, Jourdy memutuskan untuk mengambil kelas akting dengan gaji terakhirnya sebagai karyawan TV swasta. Meskipun orang tua masih belum mendukung, Jourdy tetap berani mengejar impiannya. "Aku minta deadline. Aku bilang: Oke Pa, umur 25 kalau enggak sukses dengan pilihan gue, maka gue akan menuruti apa yang lo mau," ujar Jourdy.