• Photo :
        • Jutaan jemaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah,
        Jutaan jemaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah

      Sahijab – Ungkapan Tarwiyah dilihat dari etimologinya berasal dari perkataan ‘Rawa-yarwi’, yang bermakna menceritakan, meriwayatkan, mengisahkan, mengeluarkan, memancarkan, melewatkan, mengantarkan, mengairi, dan memberi minum.

      Mengomentari mengenai Tarwiyah, seperti dikutip Sahijab dari channel Youtube Syamsul Maarif, salah seorang ulama bernama Imam Ibnu Qudamah menyebutkan dalam kitabnya “Al-Mughni”, beliau memaparkan dan menjelaskan kenapa sebab dinamakan hari ke 8 Dzulhijah itu dengan hari Tarwiyah. Dalam pandangan beliau setidaknya ada dua indikator (alasan) kenapa hari itu dinamakan Hari Tarwiyah. (kitab Al-Mughni 3/249).

      Baca juga: Begini Penampakan Tawaf Ibadah Haji dalam Masa Pandemi

      Alasan pertama, mereka yang beribadah haji pada hari ke 8 Dzulhijah , setelah berihram, mereka menuju Mina untuk bermalam dan keesokan harinya mereka akan menuju Arafah. Pada saat di Mina itu para jamaah (seperti yang dikatakan Ibnu Qudamah) mempersiapkan air sebagai bekal untuk dibawa berwukuf di Arafah. Menyiapkan air ini diistilahkan dan mempunyai asal kata yang sama dengan ‘Yatarawwauna’, karena inilah hari ke 8 itu dinamakan Hari Tarwiyah.

      Alasan kedua, dinamakan Tarwiyah (hari berpikir) karena di malam hari Tarwiyah itu Nabi Ibrahim A.S mendapatkan mimpi pertama kali dari Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail As. Seharian Baginda A.S. berpikir dan bertanya-tanya kepada dirinya, apakah perintah itu datangnya dari Allah atau dari syaitan. “Bertanya-tanya” itu juga diistilahkan dengan bahasa “Yurawwi” dan itu sebab dinamakan hari itu sebagai Hari Tarwiyah.

      Dan, ketika mimpi itu datang untuk kedua kalinya di malam hari Arafah, Nabi Ibrahim A.S. akhirnya meyakini bahwa itu perintah dari Allah bukan dari syaitan. “Arafah” dalam bahasa Arab bermaksud adanya pengetahuan atau mengetahui. Maka, kerana itulah hari ke 9 Dzulhijah dinamakan “Hari Arafah” yang bermakna hari tahu atau mengerti perintah dari-Nya.

      Kisah monumental tersebut, tepatnya pada hari Tarwiyah inilah Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah untuk menyembelih anak kesayangannya dari Siti Hajar, Ismail A.S. Perintah ini tertuang dalam surah As Saffat ayat 102-107 dengan bunyinya :

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan