• Photo :
        • Pameran sejarah sahabat Nabi Muhammad Saw di Mekah,
        Pameran sejarah sahabat Nabi Muhammad Saw di Mekah

      REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA

      Sifat dan perbuatan orang itu tergantung sahabatnya. Syaikh al-Zarnuji menuliskannya dalam karya monumentalnya, yakni Ta"lim Muta’allim, “Jangan kamu tanya bagaimana seseorang. Cukup kamu tahu siapa sahabatnya. Karena setiap orang pasti menuruti sahabatnya. Bila sahabatnya durhaka, maka jauhilah segera orang itu, begitu juga sebaliknya.”

      Nabi SAW bersabda, “Carilah tahu tentang manusia berdasar keadaan sahabat mereka.” (HR. Ibnu Majah). Padahal setiap manusia terlahir dalam keadaan baik, seperti sabda  Nabi SAW, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Lalu kedua orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

      Oleh karena itu, Nabi SAW mempertegas, “Agama seseorang sesuai dengan agama sahabat dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi sahabat dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi). Sahabat pada masa kecilnya adalah kedua orangtuanya, sedangkan sahabat pada masa remaja dan dewasa adalah orang-orang di sekelilingnya.

      Bersahabat dengan orang baik membawa pahala dan bersahabat dengan orang  jahat beroleh dosa. Tentang pahala bersahabat dengan orang baik Nabi SAW bersabda dalam hadits yang ditulis Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. 

      Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, kamu tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak kamu tetap mendapatkan kepulan asapnya yang tak sedap.”

      Sahabat yang baik itu adalah saudara kandung atau siapa saja yang telah bersepakat untuk mengangkat diri jadi saudara. Apabila mereka saling mendoakan, maka akan dikabulkan, seperti Nabi SAW jelaskan, “Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (direspons). 

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan