Sahijab – Jihad lebih banyak diartikan, sebagai peperangan di medan tempur melawan musuh-musuh Allah. Padahal, sebelum memerintah jihad dengan nyawa, Allah lebih dulu memerintahkan kita dengan jihad harta.
Perintah jihad harta ini tidak tergantung waktu, kapan saja bisa dilakukan dibebankan kepada siapa saja, kaya atau pun miskin. Sementara itu, jihad fisik sangat ditentukan kondisi tertentu.
Suatu kaum yang enggan untuk berjihad harta, Allah ancam seperti dijelaskan dalam firman-Nya. “ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (QS. Muhammad : 38)
Baca juga: Keutamaan Jihad Harta
Rasulullah shallalahu alaihiwa sallam dalam sabdanya menegaskan bahwa ancaman bagi orang-orang yang enggan mengeluarkan infaq di jalan Allah, mereka akan didoakan kebinasaan oleh para malaikat, dan tidak ada tempat yang pantas bagi mereka kecuali neraka.
"Tidak ada seharipun yang seorang hamba bangun pagi di hari itu, melainkan turun dua malaikat. salah satunya berkata, 'ya Allah! berilah ganti pada orang yang berinfaq.' dan yang lain berkata, 'ya Allah! berilah kebinasaan pada orang yang menahan-nahan harta.” (HR Bukhari)
Rasulullah pernah menyebutkan tentang neraka, kemudian berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Kemudian, kembali menyebutkan neraka, lalu berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: hindarkan dirimu dari neraka walaupun hanya dengan separuh butir kurma, jika tidak ada maka dengan tutur kata yang baik. (HR. Bukhari dan Muslim)