• Photo :
        • Ilustrasi berhijrah.,
        Ilustrasi berhijrah.

      Sahijab – Ucapan adalah salah satu cara kita berkomunikasi. Tapi sering kali karena ucapan, ada hati yang tersinggung dan terluka. Itu sebabnya kita diminta berkata baik atau diam. 

      Ada hadist yang sangat terkenal yang meminta kita menjaga lisan. Bunyinya sebagai berikut,

      وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ

      “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” [HR Bukhari] 

      Dikutip dari muslimah.or.id, ulama besar Ibnu Hajar menjelaskan hadist di atas, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.”

      Baca juga: Merasa Banyak Dosa? Yuk Lakukan Sholat Taubat

      Sedangkan Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan