• Photo :
        • Buah kurma,
        Buah kurma

      Sahijab – Puasa di bulan Ramadhan diawali dengan makan sahur dan diakhiri dengan berbuka. Dua ritual ini membuat umat Islam menyajikan beraneka penganan untuk sahur dan berbuka. Biasanya hidangan sahur dan berbuka merujuk pada budaya setempat.

      Umat Islam di Jawa berbuka puasa dengan kolak dan aneka penganan manis. Di Sumatera dan wilayah lain juga menyajikan makanan manis sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Sebab, Rasul menganjurkan berbuka puasa dengan yang manis. Menurut para ahli, zat yang paling dibutuhkan tubuh setelah berpuasa seharian adalah glukosa. Sebab, glukosa cepat mengembalikan kebugaran tubuh. 

      Tapi, hidangan berbuka puasa Rasul ternyata sangat sederhana. Jauh berbeda dengan kita yang kerap menyajikan beraneka penganan, Rasul hanya berbuka dengan kurma dan air putih. Hal tersebut disebutkan dalam sebuha hadis riwayat At-Tirmizi sebagai berikut:

      “Apabila kamu ingin berbuka, berbukalah dengan kurma. Jika tidak ada, minumlah air putih karena ia suci,” (HR At-Tirmizi).

      Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Salman bin 'Amir Ad-Dhobby, Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang kalian berbuka, hendaklah ia berbuka dengan kurma, kalau ia tidak mendapatkannya hendaklah ia berbuka dengan air putih, karena sesungguhnya ia suci lagi mensucikan". (Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

      Hadist yang lain bahkan menjelaskan, jenis kurma seperti apa yang dikonsumsi Rasul, sebagai berikut: 

      كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ ، فَعَلَى تَمَرَاتٍ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan