Sahijab – Majelis Ulama Indonesia memperingati Milad ke-45. Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar meminta, di usia MUI yang ke-45 ini, MUI harus semakin bermanfaat bagi umat dan bangsa.
Sejak awal berdiri sampai usianya 45 tahun kini, MUI kerap menasbihkan diri sebagai tenda besar umat Islam. Di dalamnya, ada perwakilan berbagai ormas Islam di Indonesia yang berkumpul dalam satu atap besar. Sebagai tenda besar umat Islam.
Baca juga: Pandemi Covid, Muktamar NU ke-34 Ditunda Hingga Tahun Depan
Dia ingin, MUI terus istiqomah mengemban peran sebagai tenda besar ini. Perbedaan-perbedaan antraormas Islam satu dengan yang lainnya, semestinya bisa dijembatani oleh MUI. Ibarat benang-benang yang berupa warna, tugas MUI menjahit benang-benang itu menjadi pakaian yang enak dipakai dan nyaman dipandang.
“MUI diharapkan terus istiqomah memerankan fungsi dalam menjahit perbedaan yang ada menjadi satu model pakaian yang satu, yang enak dipakai dan elok dipandang," kata Miftachul di Jakarta, Jumat malam, 7 Agustus 2020.
Kata dia, pengurus MUI ibarat desainer handal yang meracik warna-warni kain menjadi satu kesatuan dalam satu tema bersatu dalam perbedaan, mencari titik temu atas perbedaan yang bisa disatukan, dan mewujudkan sikap saling memahami atas perbedaan yang tak mesti harus disatukan.
Sebagai wadah ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim, Kiai Miftah menilai, MUI memiliki peran sangat penting. Utamanya dalam menjalankan perannya sebagai melting pot, titik temu, rumah besar Umat Islam yang terdiri dari banyak kamar namun disatukan dengan dinding ukhuwah Islamiyah. Menurutnya, MUI selama ini telah menjalankan peran sebagai majlis ini dengan baik.