• Photo :
        • Ilustrasi puasa.,
        Ilustrasi puasa.

      Sahijab – Puasa Ramadhan akan kita sambut dalam waktu yang tidak lama lagi, dan harus mulai mempersiapkannya dengan puasa sunnah. Anda bisa melakukan beberapa puasa sunnah seperti Senin-Kamis, puasa Daud, Ayyamul Bidh setiap bulannya atau puasa hajat.

      Namun bukan hal yang mudah bagi seorang mualaf mengikuti puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Untuk itu ada beberapa tips yang bisa Anda coba lakukan, seperti pengalaman Yentl dari Belgia. Ia menuliskan pengalamannya di situs Mvslim, dan berbagi tips menjalankan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan.

      Baca Juga: Syarat Wajib Puasa dan Hal-hal yang Membatalkannya

      Berikut adalah tulisannya, sekaligus sebagai inspirasi bagi mualaf yang tahun depan akan berpuasa satu bulan penuh:

      "Saya tahu dari sebelumnya bahwa hidup sebagai mualaf tidak akan mudah di Belgia. Terlahir sebagai seorang Kristen dan menganggap diri saya seorang Katolik yang taat, saya melihat bagaimana orang-orang di sini berpikir tentang Muslim. Saya sendiri selalu sangat menghormati agama lain. Karena agama selalu menjadi aspek yang sangat penting dalam hidup saya, saya tidak pernah suka ketika orang lain membuatnya tampak seperti hal yang jahat. Karena tinggal di lingkungan di mana tidak banyak orang beragama, apalagi Muslim, saya tidak pernah berhubungan dengan Muslim Belgia. Bagi saya, Islam adalah agama misterius, yang tidak banyak saya ketahui.

      Itu semua berubah ketika saya berbicara dengan seorang Muslim melalui Internet. Kami saling berbagi persepsi tentang agama. Saya membandingkan ide-ide Kristen dengan ide-ide Islam. Malamnya, saya menyimpulkan bahwa Islam sebenarnya adalah agama yang sangat menarik. Beberapa hari berikutnya saya terus berbicara dengan orang itu, dan kami terus berbagi ide. Saya terus bertanya, jadi saya bisa mengerti bagaimana Islam menghadapi situasi tertentu. Dan dengan setiap jawaban yang saya dapatkan, Islam menjadi lebih menarik, dan saya semakin tertarik.

      Sebelum Ramadhan: Banyak pertanyaan dan rasa tidak aman

      Beberapa bulan sebelum Ramadhan dimulai, saya merasa siap. Saya sangat menantikannya, karena ini adalah salah satu dari lima rukun Islam. Saya membayangkan merasa lebih terhubung dengan komunitas Muslim di Belgia dan mulai mengajukan pertanyaan tentang hal itu. Banyak dari mereka memberi saya tips dan mendorong saya. Mereka tidak pernah berhenti mendukung saya. Itu terbukti perlu, karena seminggu sebelum Ramadhan dimulai, saya diintimidasi. Saya mulai merasa takut. Bagaimana jika saya tidak siap? Bagaimana jika saya makan sesuatu secara tidak sengaja? Bagaimana jika saya mendapat banyak kritik? Banyak pertanyaan mulai berkecamuk di kepalaku dan aku mulai meragukan diriku sendiri. Tapi ketika Ramadhan dimulai, setiap potongan teka-teki jatuh pada tempatnya lagi.

      Ramadhan untuk pertama kalinya: Bagaimana saya mengalaminya

      Hari pertama berjalan jauh lebih baik dari yang diharapkan. Saya memiliki ujian, jadi saya banyak fokus pada itu. Tips yang saya dapatkan dari teman-teman saya langsung sangat berguna. Saat tersulit hari itu, adalah jam-jam terakhir. Beberapa saat sebelum matahari terbenam, saya mulai merasa lelah, karena di luar masih sangat panas. Tapi saya masih merasakan kedamaian batin yang diberikan Ramadhan kepada saya.

      Saya memulai hari kedua dengan banyak keberanian. Namun, hari kedua bahkan lebih sulit daripada yang pertama, seperti yang dikatakan teman-temanku. Saya tidak terbiasa berpuasa dua hari berturut-turut, tetapi saya juga berhasil bertahan hari itu.

      Hari-hari berikutnya berjalan lebih baik, dan setiap hari saya menjadi lebih kuat. Tubuhku mulai terbiasa berpuasa. Saya juga merasa lebih dekat dengan Tuhan, dan lebih spiritual, seolah-olah Ramadhan membersihkan jiwa saya. Tentu saja, masih ada beberapa momen sulit. Kadang-kadang saya merasa lapar dan haus, tetapi perasaan itu hilang dengan cepat. Saya mulai menyadari bahwa fokus pada studi dan membaca Alquran membuat saya melupakan rasa lapar dan haus. Dan inilah saatnya untuk berbuka puasa sebelum saya menyadarinya.

      Kesulitan Ramadhan

      Tentu tidak semuanya berjalan dengan mudah. Setiap hari, hal-hal sulit terjadi. Hal tersulit bagi saya adalah memberi tahu teman-teman non-Muslim saya bahwa saya sedang berpuasa. Banyak orang memiliki perasaan bahwa ketika Anda shalat lima waktu, membaca Alquran, atau mengambil bagian dalam Ramadhan sebagai mualaf, Anda mulai menjadi sedikit ekstrim.

      Kesulitan lain adalah Anda tiba-tiba berhenti makan. Tubuh saya tidak terbiasa dengan itu pada awalnya, dan saya dengan cepat ingin mengemil sesuatu. Itu, dikombinasikan dengan hari-hari yang panjang dan panas, sangat sulit pada awalnya. Tapi semakin hari berlalu, semakin mudah. Saya perhatikan bahwa terutama jam-jam terakhir menjelang maghrib bisa sangat sulit. Waktu terkadang terasa berjalan sangat lambat.

      Melihat orang lain makan juga bisa jadi sulit. Dalam kasus saya, saya kebanyakan dikelilingi oleh non-Muslim, dan terkadang sulit untuk menolak makan, ketika teman-teman Anda semua sedang makan.

      Sisi baiknya: Aspek positifnya

      Selain kesulitan, ada juga banyak hal positif. Selama Ramadhan, saya merasa lebih dekat dengan Tuhan. Saya merasa seperti saya bisa memulai lagi, dan bahwa semua dosa saya telah diampuni. Yang juga sangat bagus, adalah komunitas mendukung Anda. Mereka sering memeriksa satu sama lain, dan mereka memberi Anda banyak dukungan. Sesuatu yang terkadang dibutuhkan oleh seorang mualaf selama Ramadhan pertama.

      Seperti yang saya katakan sebelumnya, siang hari bisa menjadi sulit. Namun setelahnya, saat berbuka puasa dan makan kurma pertama atau minum segelas air putih, rasanya sangat nikmat. Saya sangat bangga dengan diri saya sendiri setiap kali saya berbuka puasa dan melihat kembali hari puasa yang baik. Itu membuat saya lebih kuat, dan itu membuat saya ingin berpuasa pada hari berikutnya juga. Itu memotivasi saya, dan saya membuktikan pada diri sendiri bahwa saya lebih kuat dari yang saya kira. Bahwa Tuhan bersama saya, dan bahwa Dia membantu saya selama saya memiliki iman kepada-Nya.

      Reaksi sekitar: tanggapan negatif dan solidaritas

      Menjadi mualaf, reaksi dari lingkungan saya semua berbeda. Beberapa orang mendukung saya atau mendengarkan cerita saya. Beberapa orang bertindak kaget, yang lain akan mengatakan bahwa itu tidak sehat atau saya terlalu ekstrim. Saya mendapat banyak pertanyaan, terutama oleh non-Muslim yang mendukung saya. Mereka ingin tahu apa yang saya bisa atau tidak bisa lakukan. Mereka bertanya tentang pengalaman saya dan bagaimana lingkungan saya yang lain bereaksi terhadap pilihan saya. Beberapa bahkan menjadwal ulang hal-hal dengan sengaja, hanya karena solidaritas. Ini membuktikan kepada saya bahwa tidak hanya Muslim di sini untuk mendukung saya, tetapi juga non-Muslim sering mendukung saya.

      Akan selalu ada orang yang tidak setuju dengan pilihan Anda. Saran saya adalah jangan terintimidasi oleh pendapat mereka. Jangan mengubah pendapat Anda karena mereka.

      Tips untuk orang-orang yang akan berpuasa untuk pertama kalinya

      Ramadhan pertama saya sejauh ini telah mengajari saya banyak hal, dan saya memiliki beberapa tips untuk orang-orang yang akan mengambil bagian dalam Ramadhan pertama mereka.

      Pertama, jangan dengarkan orang yang tidak menyukai apa yang Anda lakukan. Akan selalu ada orang yang tidak menyukai apa yang Anda lakukan. Selalu ikuti kata hati Anda dan lakukan hal-hal yang membuat Anda lebih bahagia.

      Kedua, perbanyak minum air putih atau susu saat berbuka puasa atau sahur. Usahakan untuk menghindari soda, dan jangan minum kopi, apalagi saat sahur. Jangan minum terlalu cepat juga. Ini mungkin sulit setelah seharian berpuasa, tetapi jika Anda minum terlalu cepat, perut Anda akan mulai sakit. Minum dengan tegukan kecil dan sepanjang malam. Sedangkan untuk makan, makanlah yang banyak mengandung potasium. Kurma adalah cara untuk pergi, tetapi pisang juga sangat sehat. Hindari hal-hal yang asin, karena hanya akan membuat Anda semakin haus.

      Ketiga, ingatlah Tuhan, pasti ketika Anda tergoda untuk makan atau minum. Mengingat Dia selalu memberi saya kekuatan untuk tidak menyerah. Ini benar-benar dapat membantu selama jam-jam yang panjang dan panas. Solusi lain yang mungkin adalah dengan membaca Alquran. Itu akan membuat Anda sibuk dan membuat puasa lebih mudah bagi Anda.

      Yang paling penting adalah: Jangan terlalu memaksakan diri! Semoga Tuhan menyertai Anda selama bulan yang penuh berkah ini!

      Berita Terkait :
      • Sebelumnya
      • Selanjutnya

Jangan Lewatkan